Promo

 

Tulisan ini akan membahas isi Bab 8 dari Buku "The Global CYberCrime Industries " karya Nir Kshetri yang mengupas masalah penyebab dan indikasi terjadinya tindak kejahatan di dunia maya atau yang lebih dikenal dengan istilah Cyber Crime dalam hubungannya dengan struktur perekonomian.

Perkembangan CyberCrime Pada Struktur Ekonomi Berkembang

 

8.1 Pendahuluan

Terjadinya potensi serangan atau penetration test sangat dipengaruhi oleh tingkat ekonomi sebuah Negara. Dalam bukunya Nir Kshetri yang berjudul “The Global CyberCrime Industry” menyatakan bahwa prosentase terjadinya kegiatan illegal Pentest (kegiatan pencarian celah keamanan sebuah server) mencapai 10-15% (Reilly, 2007). Berikut ini daftar rincian prosentase serangan hacker pada beberapa Negara sebagai sebuah studi kasus penelitian :

Tabel 8.1 Situasi Cybercrime

Negara

Pengguna Internet (% Dari Penduduk 2005)

Asal Kejahatan Dunia Maya Internasional

Korban Cybercrime

Brasil

19,5

·         2003: 10 yang paling aktif di dunia cyber kriminal kelompok berbasis di Brazil (Smith, 2003)

·         2004: Dua-pertiga dari pedofil dunia
halaman yang di-host di Brasil (Leyden, 2004)

·         penipuan keuangan online melebihi kerugian kasus perampokan bank(Leyden, 2004)

·         2006: Lebih dari setengah perusahaan dengan akses internet yang
korban virus-serangan (ITU, 2007)

China

8.5

Menurut laporan Symantec, 5% dari
komputer yang terinfeksi malware di dunia berada di
Beijing pada tahun 2006
Melampaui Amerika Serikat dalam jumlah
malware host

·         2007: Serangan pada PC naik 2.125% (WEBWIRE, 2008)

·         2004: 58% dari besar pemerintah, pendidikan, dan
entitas komersial mengalami kejahatan dunia
maya (AS,
Layanan komersial, 2004)


India

5.5

Penipuan data telah dilaporkan di call center
di Pune, Hyderabad, Bangalore, dan
Gurgaon (tribuneindia.com 2005; Schwartz
2005, Fest 2005)

        The Cyber ​​Crime Investigation Sel (CCIC) mencatat 159
kasus pada tahun 2006, 344 pada tahun 2007, 775 pada tahun 2008, 718 di pertama 8
bulan tahun 2009 (Sawant, 2009)

        2006: 565 orang ditangkap atas tuduhan-cybercrime terkait (Expressindia, 2008)

        kasus Cybercrime meningkat 200% di Delhi pada tahun 2007 dan
penipuan kartu kredit di kota naik sebesar 500% (hindu.com,2008)

        Agustus 2007: Bank jaringan India diserang dengan Virus MPack-dibuat, yang diteruskan data keuangan untuk
Jaringan Bisnis Rusia (RBN) (Krebs, 2007)

        Mid-2007-pertengahan 2008: 10 situs kementerian diserang
(Raghav, 2008)

        Selama September 2007-September 2009, bank India
berpengalaman lebih dari 1.000 serangan phishing yang unik
(Indiatimes, 2009)

        kasus Cybercrime di Mumbai: 142 pada tahun 2005, menjadi 159 pada tahun 2006,
344 tahun 2007, dan 775 pada tahun 2008 (Hindustan Times, 2009)

 

Panama

6.4

Lebih dari 100 portal dengan pornografi anak
konten host di 2007 (Frayssine, 2007)

 

Polandia

26.2

ISP menghasilkan 5% dari spam di dunia dalam 2007 (Greenberg, 2007)

 

Rumania industri

20.8

Cybercrime lebih besar dari obat
penyelundupan atau perdagangan manusia industri(Wylie,2007)

 

Rusia
federasi

15.2

Rusia memiliki ceruk menguntungkan di Internet penipuan kencan (Wylie, 2007)

        2005: Sekitar 12.000 kejahatan komputer yang terdaftar (BBC
Pemantauan Laporan International, 2006)

Afrika Selatan

10.9

 

        Cybercrime adalah kejahatan kerah putih yang paling cepat berkembang

        2007: ricewaterhouseCoopers 'dua tahunan Ekonomi Global
Survei Kejahatan: 72% perusahaan menjadi korban cybercrime
dalam 2 tahun sebelumnya (Afrika News, 2007)
itu

Pilipina

5.4

Seorang hacker Philippino meluncurkan virus "Cinta Huruf " pada tahun 2000. Perkiraan kerusakan di AS: $ 4-15000000000 (Adams, 2001)

·         2007: Lebih dari 330 serangan cyber per hari, tertinggi keenam cybercrime negara tujuan di dunia (Conti, 2007)

 

Ada perbedaan yang mencolok antara kejadian cybercrime di Negara maju dan Negara-negara berkembang. Banyak factor yang mempengaruhi tingkat kejahatan cyber yang mungkin muncul, seperti sifat dan kualitas perangkat keras, perangkat lunak, dan infrastruktur,
jenis korban, keterampilan cybercrime dan biaya serta manfaat dari kegiatan illegal tersebut bagi si penjahat.

 

8.2 CyberCrime di Negara Berkembang

Kecenderungan peningkatan jumlah kejahatan di dunia maya di beberapa Negara berkembang melebihi prosentase kejahatan di bidang cyber pada Negara maju. Hal tersebut disebabkan, dengan adanya perubahan pola dan infrastruktur dunia internet yang memungkinkan orang dapat melakukan koneksi yang relative cepat dan stabil. Selain itu, pola serangan cyber lebih bervariasi mulai dari metode manual hingga menggunakan konsep robot dengan motif melakukan penetrasi sampai mencari keuntungan dari celah keamanan yang muncul.

Sebagai contoh, dalam berita resmi dilaporkan bahwa hacker dari Malaysia, Jepang, Korea, Amerika Serikat, dan China telah menyerang beramai-ramai komputer server di Filipina (Conti, 2007). Kemudian dalam kasus lain, ditemukan sebuah komunitas hacker di Kanada yang telah memiliki sekitar 100.000 komputer "zombie" atau bot program yang berkembang di negara-negara berkembang seperti Polandia, Brazil, dan Meksiko dan telah berhasil mencuri US $ 44 juta (Harwood, 2008).

Para ahli memberikan pandangan bahwa para hacker jahat sudah mulai mengubah pola kejahatannya, dengan memanfaatkan sambungan internet yang cepat dan aman di Negara berkembang dengan tingkat keamanan dan proteksi hokum yang kurang baik. Karena beberapa kasus di India, kejahatan cyber masih dikategorikan sebagai tindakan kejahatan yang masuk ranah hokum pidana, sehingga dalam pembuktiannya dalam persidangan belum begitu kuat, sehingga memberikan celah bebas dari tuntutan pada para penjahat tersebut.

untuk lebih detailnya, makalah dapat dilihat dan didownload pada link Makalah The Global CyberCrime Industries

Post a Comment

 
Top