Install paket aplikasi pada debian

Untuk masalah installasi, penghapusan dan upgrade software, Debian beserta turunannya menggunakan sistem paket yang bernama dpkg. Paket tersebut dikemas dengan berekstensi *.deb yang berisikan informasi software, file dari software, letak penempatan file serta paket software lain yang dibutuhkan agar software bisa di-install.<br /><br />NB : Jalankan perintah yang ada melalui mode root<br /><br />Untuk installasi paket tersebut, anda bisa menggunakan perintah berikut pada console :<br /><br /># dpkg -i /letak/file/namapaket_versi_arsitektur.deb<br /><br />Jika nama paket yang di-install sudah terinstall sebelumnya dan paket yang akan anda install tersebut versinya lebih baru, maka software tersebut akan diupgrade. Sedangkan untuk menghapus suatu paket, anda bisa gunakan perintah berikut :<br /><br /># dpkg -r namapaket<br /><br />Perhatikan, yang anda sebut adalah nama paketnya, bukan nama file dari paket yang akan di-install.<br /><span class="fullpost"><br />Namun cara ini tidak secara otomatis akan menginstall paket lain yang dibutuhkan paket software tersebut karena DPKG hanya akan menginstall paket yang disebutkan saja. Maka hasilnya, jika paket software tersebut belum terinstall, anda akan menemui pesan error pada saat installasi dan software yang anda install tidak bisa dijalankan. Sehingga masalah bisa menjadi sangat rumit. Agar mempermudah anda untuk menggunakan DPKG, Debian dan turunannya menyertakan software yang bernama APT.<br /><br />APT mempermudah anda untuk menginstall, menghapus dan meng-upgrade suatu software tanpa perlu menentukan file dari paket software karena anda hanya mengetik nama paketnya saja dan juga tanpa perlu menginstall lagi paket software yang dibutuhkan (dependency) karena paket software tersebut akan di-installkan secara otomatis.<br /><br />Agar APT bisa berjalan, anda harus menentukan terlebih dahulu dari mana sumber paket dpkg yang akan digunakan oleh APT. Sumber paket ini sering juga disebut dengan repository dan bisa berupa folder lokal, server http (web), server ftp serta CD/DVD. Untuk menentukan sumber paket tersebut, anda bisa gunakan dua cara. Yaitu melalui console dan menggunakan alat bantu. Disini hanya akan membahas penggunaan console agar anda lebih mengerti mengenai seluk beluk APT ini.<br /><br />Untuk mengatur repository melalui console, anda bisa mengedit file /etc/apt/sources.list melalui mode root. Jika menggunakan editor Nano, anda bisa ketik perintah berikut ini :<br /><br /># nano /etc/apt/sources.list<br /><br />Untuk menonaktifkan salah satu repository yang ditentukan di file tersebut, cukup memberikan tanda komenter ‘#’ pada awal baris di setiap repository yang ingin anda nonaktifkan. Berikut adalah contoh repository dari debian.org yang saya nonaktifkan (maklum, saya tidak memiliki koneksi internet) :<br /><br />#deb http://security.debian.org/ etch/updates main contrib<br /><br />Sedangkan untuk menambahkan repository baru, anda bisa menambahkan sebuah baris baru pada akhir dari file tersebut. Berikut adalah formatnya :<br /><br />deb protokol:/lokasi/repository nama-kode-distribusi cabang1 cabang2 cabang3<br /><br />Jika anda belum mengerti maksud baris tersebut, berikut saya akan jelaskan :<br /><br /> * Kata “deb” pada awal baris berarti anda menggunakan repository paket software yang siap di-install. Jika menggunakan “deb-src”, berarti paket tersebut adalah paket source (kode sumber software) yang harus di-compile terlebih dahulu.<br /> * Pada protokol, tentukan protokol dari repository yang anda gunakan. Misalnya, jika anda menggunakan ftp, ganti kata protokol dengan ftp. Sedangkan jika menggunakan repository dari lokal, gunakan protokol file.<br /> * Pada bagian “lokasi/repository”, tentukan “path” dari repository yang akan digunakan.<br /> * Pada nama-kode-distribusi, ketik nama kode dari distribusi yang ingin anda gunakan. Misalnya, jika anda menggunakan Debian Etch (4.0), anda bisa gunakan nama “etch”. Selain itu, anda juga dapat menambahkan embel – embel tertentu setelah nama-kode-distribusi jika anda ingin menggunakan repository khusus seperti repository “etch/updates” untuk update security, atau repository “hardy-backport” jika ingin menggunakan software yang sangat baru pada distribusi Ubuntu 8.04 LTS.<br /> * Pada cabang1, …. tentukan cabang software yang akan digunakan. Setiap repository memiliki cabang tertentu yang dipisah berdasarkan lisensi dari software tersebut. Khusus untuk Debian, berikut adalah cabang yang ada :<br /> o<br /> + Main, cabang dari software yang memenuhi syarat Free dan Open Source<br /> + Contrib, cabang dari software yang memenuhi syarat Free dan Open Source, namun memiliki ketergantungan / dependency terhadap software pada cabang Non-Free<br /> + Non-Free, cabang dari software yang sama sekali tidak Free dan Open Source.<br /> + Main, cabang dari software yang memenuhi syarat Free dan Open Source dan juga didukung secara komersial oleh Canonical, ltd<br /> + Universe, cabang dari software yang memenuhi syarat Free dan Open Source dan didukung secara komunitas<br /> + Restricted, cabang dari software yang tidak free dan didukung secara komersial oleh Canonical, ltd<br /> + Multiverse, cabang dari software yang sama sekali tidak free<br /><br /> Dan Khusus untuk Ubuntu, berikut adalah cabang yang ada :<br /><br />Setelah anda anda menambahkan repository baru, anda bisa menyimpan file /etc/apt/sources.list tersebut. Pada editor Nano, tekan tombol Ctrl + X, lalu tekan Y dan tekan Enter. Setelah itu, ketik perintah “apt-get update” untuk menambahkan nama paket yang ada pada repository yang anda tentukan pada database APT pada komputer.<br /><br />KETERANGAN : Khusus untuk repository dari CD/DVD, anda bisa gunakan perintah “apt-cdrom add”. Lalu masukkan CD/DVD repository tersebut, dan tekan Enter.<br /><br />Sekarang, anda bisa menginstall software baru dengan menggunakan perintah berikut :<br /><br /># apt-get install namapaket<br /><br />Perhatikan, yang anda ketik hanya nama paketnya saja, bukan nama file paketnya. Jika paket tersebut terdapat di database APT pada komputer, maka paket tersebut beserta dependency nya akan diambil dari sumber paket yang telah ditentukan dan di-installkan ke komputer anda. Sedangkan untuk menghapus suatu software, anda bisa ketik perintah berikut :<br /><br /># apt-get remove namapaket<br /><br />Maka paket software yang anda tentukan beserta software yang membutuhkannya akan dihapus oleh sistem. Jika anda kesulitan menggunakan APT, anda bisa gunakan tool bantu seperti Aptitude (Console), Synaptic Package Manager (GNOME) dan Adept Manager (KDE). Software tersebut akan menyediakan daftar pilihan paket yang bisa install atau anda hapus.<br /><br />Masih kesulitan juga? Anda bisa gunakan fitur Add/Remove pada GNOME atau Add/Remove Software pad KDE. Fitur ini memudahkan anda menginstall software tertentu tanpa perlu mengetahui nama paketnya. Seperti layaknya menggunakan fitur Add/Remove Windows Component pada OS Windows.<br /></span>

Install paket aplikasi pada debian

Untuk masalah installasi, penghapusan dan upgrade software, Debian beserta turunannya menggunakan sistem paket yang bernama dpkg. Paket ters...

Read more »

Peluncuran Roket RX420 Produk LAPAN

Teknologi roket buatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengalami kemajuan pesat.Setelah sebelumnya meluncurkan RX320 pada 2008,kini berhasil meluncurkan RX420.<br /><br />SUKSES mengembangkan RX420, bukan lantas Lapan berpuas diri. Akhir tahun ini, Lapan kembali mendesain RX520. Roket yang lebih besar dan memiliki daya jangkau lebih jauh dibanding RX420.<br /><br />Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Soewarto Hardhienata mengatakan, RX520 siap terbang akhir 2010. RX520 ini memiliki spesifikasi yang lebih hebat ketimbang RX420.Sesuai desain awal,RX520 memiliki kecepatan maksimal 1,7 km/detik. RX520 ini memiliki panjang hingga 8,8 meter dengan bahan bakar propelan padat seperti jenis roket lain.<br /><br />“Daya jangkau roket RX520 mencapai 200 km.Ini lebih jauh dua kali lipat dibanding RX420,” ujar Soewarto kepada Seputar Indonesia. Hanya saja, teknologi roket yang dikembangkan Lapan tidak untuk kebutuhan alat utama sistem persenjataan (alutsista). Roket buatan Lapan hanya untuk keperluan sipil yang akan digunakan sebagai penunjang dalam mengorbitkan satelit.<br /><span class="fullpost"><br />Untuk diketahui, Kamis (2/7), Lapan berhasil meluncurkan RX420,roket terbesar yang dibuat lembaga antariksa Indonesia. Roket RX-420 adalah roket dengan diameter 420 mm,panjang 6 m dan berbobot 1 ton.Roket ini menggunakan bahan bakar solid-komposit yang ketika diluncurkan ke angkasa memiliki jangkauan 100 km dengan kecepatan hingga 4,5 mack atau 4,5 kali kecepatan suara.<br /><br />Saat peluncuran,roket eksperimen RX420 berdiri dengan sudut elevansi 70 derajat di lapangan desa Cilautereun Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Garut.Tak beberapalama,suararoketmenderu, diiringi kepulan asap putih membumbung. Hanya dalam hitungan detik,roket melesat ke angkasa. Lapan sendiri konsentrasi dalam pembuatan roket untuk keperluan sipil. Nantinya roket-roket buatan Lapan tersebut akan digunakan sebagai penunjang dalam mengorbitkan satelit milik Indonesia.<br /><br />“Kapasitas roket buatan Lapan memang untuk keperluan sipil. Jadi kami fokus dalam membuat roket untuk mengorbitkan satelit,”tandasnya. Meski demikian, teknologi roket yang dibuat Lapan ini sudah bisa dikembangkan untuk membuat senjata pelindung alutsista. Jika Departemen Pertahanan (Dephan) mau mengadopsi teknologi yang dimiliki Lapan sebagai roket berhulu ledak, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi satu kekuatan yang ditakuti oleh bangsa-bangsa lain.<br /><br />Soewarto sendiri secara terbuka menerima jika Dephan ingin bekerja sama mengembangkan dalam pembuatan rudal balistik dengan jangkauan yang lebih jauh.Untuk saat ini,sesuai dengan tugasnya, Lapan hanya membuat roket untuk keperluan sipil.Teknologi roket yang dikembangkan Lapan, pada dasarnya merupakan dual use, di mana bisa dipakai untuk keperluan sipil maupun militer.<br /><br />Namun, Lapan sendiri hanya mengembangkan roket untuk keperluan sipil karena sesuai dengan kewenangannya. Sementara itu, jika untuk keperluan militer diserahkan kepada Dephan. “Kami memang pernah bekerja sama membuat roket kaliber 122 untuk TNI AL, tapi kewenangan dari Lapan sejatinya bukan itu. Kami hanya mengembangkan roket pendorong untuk satelit.Untuk keperluan militer, biar Dephan yang bicara,”paparnya.<br /><br />Jika saja Lapan dan Dephan bersinergi membuat rudal balistik memakai RX520, bukan tidak mustahil rudal tersebut mampu menjadi senjata yang takuti. Dengan daya jelajah mencapai 200 km,senjata balistik ini akan mampu melindungi pulau-pulau di Indonesia.Bahkan jika peluncuran di lakukan di Batam, bukan tidak mustahil bisa menembus hingga Malaysia dan Singapura. Ketua Pokja Pertahanan Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin mengatakan Indonesia memang sudah saatnya memiliki rudal berhulu ledak buatan sendiri.<br /><br />Teknologi yang dimiliki Lapan, sudah bisa dipakai untuk membuat rudal balistik jarak menengah.“Indonesia harus mandiri. Dephan harus bekerja sama dengan Lapan membuat rudal berhulu ledak,”tuturnya. Tubagus mengatakan, keberhasilan Lapan menguji coba roketroketnya membuat Indonesia semakin ditakuti. Roket buatan Lapan tinggal dibekali hulu ledak di ujungnya dan menciptakan direksi untuk mengarahkan koordinat sasaran.<br /><br />“Sebagai negara kepulauan,tentu dibutuhkan rudal yang mampu melindungi pulau - pulau tersebut dari serangan musuh,” lanjutnya. Roket buatan Lapan merupakan teknologi hasil ciptaan ilmuwan Indonesia. Lapan bahkan menciptakan bahan bakar racikan ilmuwan Indonesia yang tak kalah dibanding buatan ilmuwan luar negeri. Bahan bakar racikan ilmuwan Lapan tersebut bahkan telah diuji coba di rudal exocet TNI yang tak terpakai. Hasilnya, kecepatan rudal menjadi 2 kali lipat dibanding kecepatan dengan menggunakan bahan bakar rudal asal Prancis.<br /><br />Amunisi Kaliber Besar<br /><br />Sementara itu,PT Pindad sudah menguasai teknologi untuk amunisi kaliber kecil.Tahuntahun mendatang, PT Pindad akan mengembangkan amunisi kaliber besar. Menurut juru bicara PT Pindad Timbul Sitompul, amunisi kaliber 20 mm dan kaliber 120 mm telah dilakukan pengembangannya pada tahun 2009 ini.Kemudian pada 2010, PT Pindad merencanakan akan memproduksi amunisi kaliber 105 mm.<br /><br />Selanjutnya pada 2011, akan dikembangkan warhead dan rudal dengan mode proximity fuse. Proximity fuse menyebabkan kepala rudal akan meledak pada jarak yang telah ditentukan dari target. Teknologi proximity fuse ini menggunakan kombinasi dari satu atau beberapa sensor di antaranya radar, sonar aktif, infra merah, magnet, foto elektrik.Tidak hanya itu,PT Pindad juga merencanakan akan memproduksi rudal darat pada tahun 2012 mendatang.(Sumber : Sindo)<br /></span>

Peluncuran Roket RX420 Produk LAPAN

Teknologi roket buatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengalami kemajuan pesat.Setelah sebelumnya meluncurkan RX320 pada...

Read more »

Teknologi Roket

Roket sudah terkenal sejak zaman masa Tiongkok kuno dulu sebagai mercon untuk tujuan seremonial dan senjata. Belakangan mercon yang dikembangkan menjadi roket dijadikan sarana untuk membawa muatan dengan tujuan perang maupun damai. Bangsa Cina menciptakan mercon yang mampu melesat ke udara hingga membentuk kembang api raksasa di angkasa. Mercon menjadi bagian dari sarana seremonial keagamaan bangsa tersebut sejak zaman dahulu. Pada masa perang, mercon berubah fungsi menjadi sarana peluncur panah api, seperti yang digunakan oleh bala tentara tentara China atau Chin Tartar untuk menghalau serangan bangsa Mongolia yang dipimpin Kai Feng Fu pada tahun 1232<br /><span class="fullpost"><br />Kemudian lewat jalur pedagangan, pengetahuan tentang pembuatan mercon itu sampai ke India. Ketika negara India dijajah Inggris, teknologi senjata inipun berpindah tangan. Ditangan bangsa barat mercon dikembangkan jadi roket melalui serangkaian penelitian selama lima abad yaitu sejak abad ke13 sampai ke-18.Nama-nama ilmuan barat yang mempunyai andil cukup nyata dalam perkembangan roket diantaranya adalah Robert Anderson. Ilmuan Inggris ini pada tahun 1696 membuat cetakan roket dan campuran bahan bakar Roket disebut propelan dengan kalkulasi yang cermat. Ilmuan Inggris lainnya mengembangkan roket yang mampu melesat ke angkasa sejauh 274 kilometer lebih.Kemudian di tangan bangsa Jerman, yang dimotori Hermann Oberth dan Wernher von Braun, roket menjadi senjata ampuh sebagai peluru kendali disebut Roket V-2 (Vergelstungswaffe Zwei) yang digunakan pada perang dunia II.<br /><br />Gambar Roket V-2 yang digunakan Jerman pada PD II<br />Pasca-PD II dengan takluknya Jerman dan sekutunya, teknologi roket ini diboyong ke Uni Soviet dan Amerika Serikat. Ditangan Konstantin Tsiolkovsky, Uni Soviet kemudian berhasil meluncurkan roket pembawa satelit Sputnik ke orbit di ruang angkasa pada 4 Oktober 1957.Satelit itu menyerupai bola basket berbobot sekitar 90 kilogram mengorbit bumi dalam waktu 98 menit. Keberadaanya diketahui masyarakat dunia lewat pancaran sinyal radio yang dipasang di wahana tersebut.Peluncuran ini menandai Tahun Geofisika International yang dimulai 1 Juli 1957 hingga 31 Desember 1958, dengan target yang ditetapkan International Council of Scientifitic bahwa pada tahun itu satelit sudah dapat diluncurkan untuk memetakan bumi.Keberhasilan peluncuran satelit untuk pertama kali itu disusul peluncuran roket yang membawa Sputnik II wahana ruang angkasa berawak.wahana yang diluncurkan pada tahun 1961 membawa kosmonot Yuri Gagarin. Tak mau kalah dengan seterunya Uni Sovyet, Amerika Serikat kemudian menyusul dengan meluncurkan dan mengirim Apollo ke Bulan Gambar Yuri Gagarin manusia pertama ke ruang angkasa dari Rusia<br /><br /><br />Gambar Roket Saturnus V yang membawa pesawat Ruang angkasa Apollo 11, yang mencatat sejarah dengan awaknya bernama Neil Amstrong paling kiri, Michel Collins di tengah dan Edwin Aldrin paling kanan yang menginjakkan kakinya untuk pertama ke Bulan.<br /><br />Perbedaan Roket dan Peluru Kendali<br />Peluru kendali (disingkat: rudal), peluru berpandu atau misil adalah senjata roket militer yang bisa dikendalikan atau memiliki sistem pengendali otomatis untuk mencari target atau menyesuaikan arah. Dalam penggunaan sehari-hari, istilah "misil" merujuk kepada roket dengan sistem kendali, sedangkan "roket" digunakan untuk roket tanpa sistem kendali. Perbedaan utama di antara dianggap sangat sedikit selain perbedaan sistem kendali.Peluru kendali pertama digunakan dalam sebuah operasi adalah peluru kendali Jerman dalam Perang Dunia II. Yang paling terkenal adalah V-1 dan V-2, keduanya menggunakan sistem autopilot sederhana untuk menjaga arah terbang peluru agar tetap pada yang rute telah ditentukan sebelumnya.<br />Peluru kendali balistik adalah peluru kendali yang memakai lintasan trayektori yang ditentukan oleh balistik dalam sistem pengirimannya. Peluru kendali ini hanya dikendalikan dalam masa peluncuran saja. Peluru kendali balistik yang pertama adalah roket V-2 yang dikembangkan oleh Nazi Jerman pada 1930-an dan 1940-an atas instruksi dari Walter Dornberger. Peluru kendali balistik dapat diluncurkan dari lokasi tetap seperti silo misil, kendaraan peluncur, pesawat, kapal atau kapal selam. Tahap peluncuran dapat berlangsung dari puluhan detik sampai beberapa menit dan dapat terdiri sampai dengan tiga tingkat roket. Trayektori rudal balistik terdiri dari tiga tahap yaitu tahap peluncuran, tahap terbang bebas dan fase memasuki kembali atmosfir Bumi.Peluru kendali jelajahPeluru kendali jelajah adalah peluru kendali yang memakai sayap dan menggunakan jet sebagai tenaga penggerak. Peluru kendali jelajah intinya adalah bom terbang. Peluru kendali jelajah dirancang untuk membawa hulu ledak konvensional dalam jumlah besar atau nuklir dan dapat menjangkau ratusan mil dengan tingkat akurasi tinggi. Peluru kendali jelajah modern dapat terbang mencapai kecepatan supersonik atau di atas subsonik, menggunakan sistem kendali otomatis dan terbang pada ketinggian rendah untuk menghindari radar. Rudal jelajah pertama yang dikembangkan adalah Kettering Bug yang dikembangkan oleh Amerika Serikat pada 1917 untuk digunakan dalam Perang Dunia I. Rudal ini terbang lurus untuk waktu yang telah ditentukan sebelumnya kemudian sayapnya akan dilepaskan untuk kemudian badan rudal yang mengandung hulu ledak jatuh menghujam tanah. Rudal ini tidak pernah digunakan dalam perang karena Perang Dunia I selesai sebelum rudal ini dapat digunakan. Rudal jenis ini yang terkenal antara lain adalah BGM-109 Tomahawk AS yang dapat mencapai jangkauan 1.100 km.<br /><br />Peluru kendali anti-kapal Sebuah RGM 84 Harpoon ditembakkan dari fregat USS Badger (FF-1071).<br /><br />Peluru kendali anti-kapal adalah rudal yang fungsi utamanya adalah untuk menghancurkan kapal permukaan. Kebanyakan rudal anti-kapal menggunakan sistem pemandu inersial dan pelacak radar aktif. Rudal anti-kapal adalah salah satu dari sekian rudal jarak pendek yang digunakan dalam Perang Dunia II. Jerman menggunakannya untuk menenggalamkan banyak kapal sekutu sebelum pihak sekutu menemukan cara untuk mengatasinya (prinsipnya dengan radio jamming). Rudal anti-kapal dapat diluncurkan dari kapal, kapal selam, pesawat, helikopter dan kendaraan darat. Rudal anti-kapal yang terkenal dalam sejarah adalah rudal Jerman, Fritz X dan Henschel Hs 293.Contoh peluru kendali anti kapal : Boeing Harpoon (USA) - 221 kg warhead, 93-315 km range depending on platform  C-802/YJ-82 CSS-N-8 'Saccade' (China) - 165 kg warhead, 500+ km range  Exocet (France) - 165 kg warhead, 70-180 km range  RBS-15 (Sweden) - 200 kg warhead, 200 km range  Sea Eagle (UK) - 230 kg warhead, 110+ km range  Kh-35 (Rusia) - 1645 kg warhead, 130 km range.<br /><br />Peluru kendali darat ke udara<br /><br />Peluru kendali darat ke udara adalah peluru kendali yang diluncurkan dari darat untuk menghancurkan pesawat. Istilah terkenal untuk rudal jenis ini adalah SAM yang merupakan singkatan dari rudal darat ke udara dalam bahasa Inggris yaitu suface-to-air missile. Rudal darat ke udara dapat diluncurkan dari lokasi tetap atau kendaraan peluncur. SAM terkecil yang dikembangkan oleh Uni Soviet dapat dibawa dan diluncurkan oleh seorang tentara. SAM juga dapat diluncurkan dari kapal, contoh dari jenis ini adalah Aegis.<br /><br />Peluru kendali udara ke udara<br /><br />Peluru kendali udara ke udara adalah rudal yang dipasang di pesawat terbang dengan target menghancurkan pesawat musuh. Rudal udara ke udara yang terkenal antara lain adalah AIM-9 Sidewinder buatan Amerika Serikat. Rudal jenis ini dapat mendeteksi target dengan menggunakan pelacak radar, inframerah atau laser. Rudal udara ke udara umumnya berbentuk panjang, silinder tipis untuk mengurangi efek gesekan pada kecepatan tinggi. Rudal ini umumnya digerakkan oleh satu atau lebih roket berbahan bakar padat atau cair. MBDA Meteor buatan Britania Raya menggunakan ramjet dan dapat mencapai kecepatan Mach 4.<br /><br />Peluru kendali portable anti-tank<br /><br />Peluru kendali anti-tank adalah rudal yang fungsi utamanya untuk menghancurkan tank atau kendaraan lapis baja lainnya. Rudal anti-tank generasi pertama seperti AG-3 Sagger dikendalikan dengan menggunakan joystick. Rudal anti-tank generasi kedua seperti BGM-71 TOW dan AGM-114 Hellfire menggunakan radio, penanda laser atau kamera di ujung rudal. Rudal anti-tank generasi ketiga seperti FGM-148 Javelin buatan AS dan Nag buatan India adalah dari jenis "tembak dan lupakan". Nag menggunakan pelacak inframerah serta gelombang milimeter.<br /><br />Peluru kendali anti-balistik Sebuah MIM-104 Patriot ditembakkan dari kendaraan peluncur.<br /><br />Peluru kendali anti-balistik adalah peluru kendali dengan fungsi utama untuk menyergap dan menghancurkan peluru kendali balistik lawan. Rudal anti-balistik jarak pendek antara lain Arrow buatan Israel dan MIM-104 Patriot buatan AS. Sedangkan rudal anti-balistik yang dirancang untuk melawan ICBM sebelumnya hanya ada dua yaitu Safeguard AS yang menggunakan LIM-49A Spartan dan Sprint serta A-35 Rusia. A-35 kemudian dikembangkan menjadi A-135 yang menggunakan Gorgon dan Gazelle. Amerika Serikat kemudian mengembangkan Ground-Based Midcourse Defense.<br /><br />Peluru kendali anti-satelit<br /><br />Peluru kendali anti-satelit adalah rudal yang memiliki fungsi untuk menghancurkan satelit buatan musuh. Rudal jenis ini antara lain adalah Anti-satellite weapons (ASAT) yang diluncurkan dari pesawat. Rudal jenis ini relatif masih dalam tahap pengembangan.<br />Joint Direct Attack Munition (id:Mesiu Serangan Langsung Gabungan) JDAM adalah perlengkapan pemandu yang merubah bom gravitasi tak berpandu, atau "bom bodoh", menjadi mesiu "pandai" di segala cuaca. Perlengkapan JDAM bom adalah digunakan untuk memandu pada target dengan suatu sistem pemandu inersial terintegrasi yang dipasangkan sebuah penerima Global Positioning System (GPS) untuk menambah akurasi, memberikan daerah peluncuran lebih dari 15 nautikal mil (28 km) dari titik peluncuran.Varian JDAM : GBU-29 250-lb MK-81  GBU-30 500-lb MK-82  GBU-31 2000-lb MK-84 or BLU-109  GBU-32 1000-lb MK-83  GBU-35 1000-lb BLU-110  GBU-38 500-lb MK-82 Torpedo<br /><br /><br />Torpedo anti kapal permukaan<br />Torpedo adalah proyektil berpenggerak sendiri yang diluncurkan dari atas permukaan atau di bawah permukaan air yang kemudian meluncur di bawah permukaan air, dirancang untuk meledak pada kontak atau jarak tertentu dengan target. Torpedo dapat diluncurkan dari kapal, kapal selam, helikopter, pesawat dan ranjau laut. Beberapa contoh torpedo modern antara lain MK 48 AS yang diluncurkan dari tabung torpedo kapal selam dan menggunakan sonar pasif atau aktif, serta VA-111 Shkval buatan Rusia yang menggunakan efek superkavitasi dapat mencapai kecepatan 200 knot atau 370 km/jam. <br /></span>

Teknologi Roket

Roket sudah terkenal sejak zaman masa Tiongkok kuno dulu sebagai mercon untuk tujuan seremonial dan senjata. Belakangan mercon yang dikemban...

Read more »

Setting FTP Server pada Debian

Oke, langsung dimulai saja….<br /><br />Jika anda terhubung internet maka anda bisa langsung menginstall lewat repository server yang ada<br /><br />#apt-get install proftpd<br /><br />atau jika anda ingin menginstall lewat tarball anda bisa download dulu<br />#wget ftp://ftp.proftpd.org/distrib/source/proftpd-1.2.10.tar.gz (atau yang terbaru)<br /><br />#tar xzvf proftpd-1.2.10.tar.gz<br /><br />lalu masuk ke direktori dimana flie tersebut diekstrak<br /><br />#cd proftpd-1.2.10.tar.gz<br /><br />lalu lakukan konfigurasi<br /><span class="fullpost"><br />#./configure<br />#make<br />#make install<br /><br />kemudian buat direktori untuk ftp<br />#mkdir /home/ftp<br /><br />lalu lakukan folder permission untuk folder tersebut<br />#chmod 755 -R /home/ftp<br /><br />tambahkan user untuk folder tersebut<br />#useradd -d /home/ftp ftpuser<br /><br />untuk password user tersebut<br />#passwd ftpuser<br />(lalu masukkan password yagn anda inginkan)<br /><br />kemudian edit konfigurasi proftpd dengan text editor(gedit, nano, vi, dll.)<br />#gedit /etc/proftpd/proftpd.conf<br /><br />lalu ubah menjadi<br /><br /># This is a basic ProFTPD configuration file (rename it to<br /># ‘proftpd.conf’ for actual use. It establishes a single server<br /># and a single anonymous login. It assumes that you have a user/group<br /># “nobody” and “ftp” for normal operation and anon.<br /><br />ServerName “latihan”<br />ServerType standalone<br />DefaultServer on<br /><br /># Port 21 is the standard FTP port.<br />Port 21<br /># Umask 022 is a good standard umask to prevent new dirs and files<br /># from being group and world writable.<br />Umask 022<br /><br /># To prevent DoS attacks, set the maximum number of child processes<br /># to 30. If you need to allow more than 30 concurrent connections<br /># at once, simply increase this value. Note that this ONLY works<br /># in standalone mode, in inetd mode you should use an inetd server<br /># that allows you to limit maximum number of processes per service<br /># (such as xinetd)<br />MaxInstances 30<br /><br /># Set the user and group that the server normally runs at.<br />User proftpd<br />Group proftpd<br /><br /># Normally, we want files to be overwriteable.<br /><br /><Directory /*><br /><br />AllowOverwrite on<br /><br /></Directory><br /><br /># A basic anonymous configuration, no upload directories.<br /><br /><Anonymous /home/ftp><br /><br /># /home/ftp merupakan folder yang di share<br />RequireValidShell off<br />User ftp<br />Group ftp<br /># We want clients to be able to login with “anonymous” as well as “ftp”<br />UserAlias anonymous ftp<br /><br /># Limit the maximum number of anonymous logins<br />MaxClients 10<br /><br /># We want ‘welcome.msg’ displayed at login, and ‘.message’ displayed<br /># in each newly chdired directory.<br />DisplayLogin welcome.msg<br />DisplayFirstChdir .message<br /><br /># Limit WRITE everywhere in the anonymous chroot<br /><br /><Limit WRITE><br /><br />DenyAll<br /><br /></Limit><br /><br /></Anonymous><br /><br />lalu untuk memulai ftp server<br /><br />#/etc/init.d/proftpd start<br /><br />cek apakah ftp server sudah berjalan<br /><br />#ftp localhost<br /><br />atau buka browser anda lalu ketikkan di alamat url<br /><br />ftp://localhost <br /></span>

Setting FTP Server pada Debian

Oke, langsung dimulai saja…. Jika anda terhubung internet maka anda bisa langsung menginstall lewat repository server yang ada #apt-get inst...

Read more »

Konfigurasi Samba Server Pada Debian

Sudah lama tidak nge-post di blog ni, ya daripada kosong aku isi aja walau hanya dengan mini-howto (he he…), yang penting ada yang baru lah, biar tidak monoton…<br /><br />Berikut adalah konfigurasi tentang samba server di debian etch, terdapat banyak package debian yang digunakan untuk samba, tapi untuk toturial kali ini hanya akan membahas tentang package samba dan samba-client<br /><br />Installasi Samba<br /><br /> #apt-get install samba samba-client<br /><span class="fullpost"><br />akan muncul beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan konfigurasi samba seperti workgroup dan dhcp server, jawab sesuai dengan jaringan anda.<br /><br />Menyiapkan User dan Directory<br />Kita sediakan user dan directory yang akan digunakan untuk directory sharing dan otentikasi, Untuk membuat directory baru menggunakan perintah<br /><br /> #mkdir share<br /><br />Untuk membuat user baru sekaligus membuat passwordnya menggunakan perintah<br /><br /> #useradd lala<br /> #smbpasswd -a lala<br /><br />Menkonfigurasi File Konfigurasi Samba<br />File utama konfigurasi samba terletak pada /etc/samba/smb.conf. Konfigurasi file sharing Anda dengan menambahkan :<br /><br /> #vim /etc/samba/smb.conf[SHARE]<br /> path=/home/vanfier/share<br /> browseable=yes<br /> writeable=yes<br /> valid users=lala<br /><br />Test Konfigurasi<br />Untuk pengecekan Samba bisa menggunakan perintah berikut :<br /><br /> # testparm<br /> Load smb config files from /etc/samba/smb.conf<br /> Processing section “[homes]“<br /> Processing section “[SHARE]“<br /> Processing section “[printers]“<br /> Processing section “[print$]“<br /> Loaded services file OK.<br /> Server role: ROLE_STANDALONE<br /> Press enter to see a dump of your service definitions<br /><br />Bila output Anda sama dengan diatas, maka konfigurasi Anda tidak terdapat error<br /><br />Sekarang restart samba untuk mendapatkan effect konfigurasi yang telah anda buat<br /><br /> #/etc/init.d/samba restart<br /><br />Untuk mengetahui lebih banyak tentang option konfigurasi samba, bisa dilihat dengan mengetikan<br /><br /> #man samba<br /><br />Testing Samba<br />Untuk testing samba, dapat dilakukan pada terminal debian dengan menggunakan perintah berikut :<br /><br /> #smbclient -L //debianserver -U username<br /><br />Untuk di windows bisa menggunakan perintah run<br /><br />Semoga Bermanfaat. Suwun (Terima Kasih)<br /></span>

Konfigurasi Samba Server Pada Debian

Sudah lama tidak nge-post di blog ni, ya daripada kosong aku isi aja walau hanya dengan mini-howto (he he…), yang penting ada yang baru lah,...

Read more »

Setting Router Sederhana dengan Debian

langsung saja kita bahas tentang cara membuat PC router sederhana dengan menggunakan Linux Debian. untuk jenisnya saya tidak terlalu mempermasalahkan karena saya disini hanya membahas inti dari pada membuat PC Router alias Router Sederhana. berikut adalah langkah - langkahnya :<br /><br />Required :<br />1 minimal 2 NIC(LAN CARD)<br /><br /><br /><span class="fullpost"><br />langsung saja kita bahas tentang cara membuat PC router sederhana dengan menggunakan Linux Debian. untuk jenisnya saya tidak terlalu mempermasalahkan karena saya disini hanya membahas inti dari pada membuat PC Router alias Router Sederhana. berikut adalah langkah - langkahnya :<br /><br />Required :<br />1 minimal 2 NIC(LAN CARD)<br /><br /><br />Detail :<br />eth0 = ISP<br />- IP : 192.168.1.5<br />- Subnet : 255.255.255.0<br />- gateway : 192.168.1.1<br />- DNS : 202.3.34.2<br />202.5.5.43<br /><br />eth1 = Client<br />- IP : 192.168.2.1<br />- Subnet : 255.255.255.0<br /><br />1. Install Debian<br />2. Beri Ip Address pada setiap NIC/Lan Card.<br /><br />#nano /etc/network/interface<br />auto eth0<br />iface eth0 inet static<br />address 192.168.1.5<br />netmask 255.255.255.0<br />gateway 192.168.1.1<br /><br />auto eth1<br />iface eth1 inet static<br />address 192.168.2.1<br />netmask 255.255.255.0<br /><br />lalu Simpan<br /><br />3. setting DNS<br /><br />#nano /etc/resolv.conf<br />nameserver 202.3.34.2<br />nameserver 202.5.5.43<br /><br />lalu simpan<br /><br />4. Setting Iptables<br /><br />#nano /etc/network/options<br />ip_forward = yes<br />spoofprotect = yes<br />syncookies = no<br /><br />lalu masukan rule iptables<br /><br />#iptables -t nat -A POSTROUTING -o eth1 -j MASQUERADE<br /><br />lalu simpan dengan perintah<br /><br />#iptables-save<br /><br />lalu ketikan<br /><br />#echo “1″>/proc/sys/net/ipv4/ip_forward<br /><br />5. Restart Network<br /><br />#/etc/init.d/networking restart<br /></span>

Setting Router Sederhana dengan Debian

langsung saja kita bahas tentang cara membuat PC router sederhana dengan menggunakan Linux Debian. untuk jenisnya saya tidak terlalu memperm...

Read more »

Membuat Static Route di Debian

<span class="fullpost"><br />Pertama-tama kita login sebagai user kemudian ketikan perintah sebagai berikut.<br /><br />pico /etc/network/interfaces , lalu edit<br /><br />Apabila menggunakan 1 interface saja.<br /><br />contoh :<br /><br />auto eth0<br />iface eth0 inet static<br />address 172.26.78.11<br />netmask 255.255.255.224<br />gateway 172.26.78.1<br /><br />up route add -net 172.26.78.0 netmask 255.255.255.224 gw 172.26.78.1 down route del -net 172.26.78.0 netmask 255.255.255.0 gw 172.26.78.1<br /></span><br />Apabila menggunakan 2 interface<br /><br />contoh :<br /><br />auto lo<br />iface lo inet loopback<br /><br />auto eth0<br />iface eth0 inet static<br />address 172.26.78.11<br />netmask 255.255.255.224<br />network 172.26.78.1<br />broadcast 172.26.78.31<br /><br />post-up route add -net 172.26.78.0 netmask 255.255.255.224 gw 172.26.78.1<br /><br />pre-down route del -net 172.26.78.0 netmask 255.255.255.224 gw 172.26.78.1<br />auto eth1<br />iface eth1 inet static<br />address 10.10.1.2<br />netmask 255.255.255.0<br />network 10.10.1.0<br />broadcast 10.10.1.224<br />gateway 10.10.1.1<br />save dengan menekan ctrl+o, reboot

Membuat Static Route di Debian

Pertama-tama kita login sebagai user kemudian ketikan perintah sebagai berikut. pico /etc/network/interfaces , lalu edit Apabila menggunakan...

Read more »

MySQL Server in Debian

<span class="fullpost"><br />Setelah sekian lama selingkuh ke mikrotik, akhirnya tiba saatnya kembali ke pangkuan tante debi alias debian. Dapet ‘jatah’ ip publik di kantor, walhasil bisa digunakan terutama untuk oprek-oprek. Kebutuhan utama buat ane yaitu web and database server. Pilihan jatoh ke debian, dengan alasan males install laen2 lagi :D<br /><br />Rada bingung juga pas mo setting-setting, akhirnya dimulai dengan menginstall database server dulu. Pilihan jatoh ke MySQl heheheh– andalan,,<br />langsung dah, install MySQL Server<br /><br /> #apt-get install mysql-server mysql-client libmysqlclient15-dev<br /></span><br /><br />Installing, Setting, Remotting and Troubleshooting MySQL Server in Debian Box<br />12 Mar<br /><br />Setelah sekian lama selingkuh ke mikrotik, akhirnya tiba saatnya kembali ke pangkuan tante debi alias debian. Dapet ‘jatah’ ip publik di kantor, walhasil bisa digunakan terutama untuk oprek-oprek. Kebutuhan utama buat ane yaitu web and database server. Pilihan jatoh ke debian, dengan alasan males install laen2 lagi :D<br /><br />Rada bingung juga pas mo setting-setting, akhirnya dimulai dengan menginstall database server dulu. Pilihan jatoh ke MySQl heheheh– andalan,,<br />langsung dah, install MySQL Server<br /><br /> #apt-get install mysql-server mysql-client libmysqlclient15-dev<br /><br />Biasanya, ditengah-tengah instalasi diminta untuk menginputkan root password, just follow the direction, and you will not get lost :D<br /><br />…………<br />start, stop dan restart nya, gunakan command ini :<br /><br /> #/etc/init.d/mysql start|stop|restart<br /><br />cek apakah server mysqld dah exist atao lom di box sampeyan :<br /><br /> #netstat -tap<br /><br />Klo service mysqld dah nangkring di list, selamat, mysql anda udah berhasil diinstall. Sudah cukup??hmm blom juga siy, jika nyaman dengan menggunakan console untuk menjalankan query dan lain-lain, maka cukup mpe langkah ini. Terus terang, agak puyeng juga kalo ngliat data via console, walhasil mysql front ane gunakan buat remote mysql server untuk mempermudah proses administrasi datanya.<br /><br />First thing to do is, enable remote access to your database server. Saiah menggunakan langkah2 ini :<br />edit file konfigurasi mysql di /etc/mysql/my.cnf<br /><br /> #nano /etc/mysql/my.cnf<br /><br />Lanjutkan dengan mengubah parameter bind-address dengan alamat IP server<br /><br /> bind-address = 222.111.1.2<br /><br />JIka ternyata ada parameter ’skip networking’, beri tanda comment/ “#” dibagian awal parameter tersebut untuk menonaktifkan. Save dan keluar dari editor<br /><br />Masuklah ke mysql console<br /><br /> #mysql -u root -p<br /> #enter password = masukin password root<br /><br /> mysql>GRANT ALL ON *.* TO root@’%’ IDENTIFIED BY ‘PASSWORD’; //hati2 dengan privileges ini :D<br /> mysql>update db set Host=’%’ where user=’root’;<br /> mysql>update user set Host=’%’ where user=’root’;<br /><br />//allowing all host to connect to server, untuk membatasi alamat host yang bisa mengakses dan juga database yang bisa diakses, bisa digunakan opsi ini – instead . Misal : host yang bisa melakukan remote address hanya dari alamat 111.222.1.1 dan hanya bisa mengakses database db_pegawai :<br /><br /> mysql>update db set Host=’111.222.1.1′ where Db=’db_pegawai’;<br /> mysql>update user set Host=’111.222.1.1′ where user=’root’;<br /> mysql>exit<br /><br />silakan coba menggunakan mysql front untuk melakukan remote database..upss, i found error while i’m tryin’ to connect use mysql front<br /><br /> client doesn’t support authentication protocol requested by server;consider upgrading mysql client<br /><br />usut punya usut, ternyata musti nge update password user di table mysql nya,untuk melakukannya, lakukan sebagai berikut :<br /><br /> mysql> UPDATE mysql.user SET Password = OLD_PASSWORD('newpwd')<br /> -> WHERE Host = 'some_host' AND User = 'some_user';<br /> mysql> FLUSH PRIVILEGES;<br /><br />boom, jalan juga akhirnya di mysql front :) ,, bubye console<br /><br />nb : kesalahan yang cukup memalukan terjadi ditengah2 instalasi huhuuh..pas update password mysql.user, ehh malah pake md5(‘password’) segala, walhasil ke blok buat masuk ke root nya ..huhuhuhu, tapi tenang, ada cara buat restore password root mysql nya hehehhe ..cekidot gan<br /><br />stop dolo mysql server jika masih jalan :<br /><br /> # /etc/init.d/mysql stop<br /><br />this is the main execution :D<br /><br /> # mysqld_safe --skip-grant-tables &<br /> [1] 5988<br /> Starting mysqld daemon with databases from /var/lib/mysql<br /> mysqld_safe[6025]: started<br /><br />sekarang, cobalah untuk login ke mysql via console,,tanpa password tentunya :)<br /><br /> #mysql -u root<br /><br />hihihiihihih, ada penampakan console mysql and sampeyan bisa ganti password dari sini<br /><br />wish u luck and best regards :)

MySQL Server in Debian

Setelah sekian lama selingkuh ke mikrotik, akhirnya tiba saatnya kembali ke pangkuan tante debi alias debian. Dapet ‘jatah’ ip publik di kan...

Read more »

Pemakaian Netcut di Windows 7

Beberapa hari ini ada beberapa email tentang cara penggunaan netcut di windows 7. Karena semua pemakai windows 7 tidak bisa menginstall (memakai) netcut di PC atau laptopnya. Maka untuk menjawab pertanyaannya, saya membuat postingan ini. Kebetulan tadi saya bertemu teman saya di kampus yang laptopnya memakai windows 7. Jadi bisa langsung praktek deh. Hasilnya? Pada bubar tuh para mahasiswa baru yang senang buka Facebook gara – gara koneksi di kampus mendadak terputus dan tidak bisa dipakai lagi. Tentunya saya aktifkan kembali setelah beberapa lama. Sebelum melanjutkan posting ini, tentunya kita harus tahu apa netcut itu. Bagi yang belum tahu apa itu netcut, bisa melihat Bebas Berinternet dengan Netcut dan Antinetcut.<br /><span class="fullpost"><br />Kenapa netcut tidak bisa di pakai di windows 7? Sebenarnya netcut masih bisa dipakai di windows 7. Tetapi yang tidak compatible dengan windows 7 adalah program Winpcap yang telah terintegrasi di netcut. Jadi dalam suatu penginstalan netcut, windows 7 akan menggagalkan proses instal yang berjalan dikarenakan Winpcap yang tidak compatibel tersebut. Winpcap yang terintegrasi dalam master netcut tersebut adalah Winpcap versi 3. Sedangkan yang dibutuhkan windows 7 adalah winpcap minimal versi 4. Tetapi kita masih bisa menginstal netcut dengan winpcap versi 4 kok. Cuma caranya yang berbeda dari biasanya. Untuk diketahui, netcut ini dikhusukan untuk windows XP dan tentunya bisa dipakai di Windows Vista. Bila Vista kamu tidak bisa menggunakan netcut ini, kamu bisa mengikuti trik yang sama dengan trik pemakaian di windows 7 yang akan saya tunjukkan.<br /><br />Untuk menginstal Netcut di windows 7 kamu, tentunya kamu harus punya aplikasi (master) netcut untuk di install di laptop atau PC kamu. Kalau masih belum punya netcut, kamu bisa instal di link yang saya berikan dibawah. Setelah kamu download dan extract file RAR nya, kamu ikuti petunjuk dibawah ini :<br /><br /> 1. Setelah file siap, klik kanan Netcut (netcut.exe) dan pilih “properties”<br /> 2. Form “properties” akan muncul. Cari dan buka tab “Compatibility”<br /> 3. Centang Compatibility Mode “Run this program in compatibility mode for” dan pilih Windows XP. Terserah kamu memilih Windows XP (Service Pack 2) atau Windows XP (Service Pack 3).<br /> 4. Kemudian klik “OK”<br /> 5. Setelah penggantian “Properties” selesai, install netcut yang telah diganti propertiesnya tadi (dengan cara klik 2x netcut.exe atau dengan cara yang lain).<br /> 6. Setelah mencapai setengah proses instal Netcut, akan ada pemberitahuan tentang penginstalan Winpcap dan program Winpcap tidak compatibel dan harus memakai Winpcap versi 4.0.<br /> 7. Lanjutkan saja proses penginstalan Winpcap dengan klik “Next” dan seterusnya sampai penginstalan Netcut selesai.<br /> 8. Setelah Netcut berhasil di instal, buka folder tempat instalan Netcut tadi (bila kamu tidak merubah tempat penginstalan (default), tempat instalan netcut ada di “C:/Program Files/Netcut”).<br /> 9. Di folder hasil penginstalan netcut tersebut ada file yang bernama netcut.exe (hasil penginstalan tadi). Klik kanan netcut.exe tersebut dan pilih “Properties”.<br /> 10. Form “properties” akan muncul. Cari dan buka tab “Compatibility”<br /> 11. Centang Compatibility Mode “Run this program in compatibility mode for” dan pilih Windows XP. Terserah kamu memilih Windows XP (Service Pack 2) atau Windows XP (Service Pack 3).<br /> 12. Kemudian klik “OK” (seperti cara penggantian master netcut tadi).<br /> 13. Prosesnya belum selesai, jadi jangan buka dulu netcut kamu.<br /> 14. Langkah selanjutnya adalah menginstal Winpcap versi 4.<br /> 15. Bila belum punya, silahkan menginstalnya di link yang saya berikan dibawah.<br /> 16. Kamu bisa langsung menginstal Winpcap versi 4 tanpa merubah “Properties” dulu.<br /> 17. Pastikan Winpcap di instal di “C:/Program Files/Winpcap” atau kamu tidak merubah tempat instalan Winpcap karena secara default akan terinstal di “C:/Program Files/Winpcap”.<br /> 18. Kamu akan menerima pesan bahwa versi lama Winpcap telah terinstal, apakah akan uninstall versi lama?<br /> 19. Pilih saja “Yes” dan proses penginstalan Winpcap akan berjalan. Tunggulah sampai selesai.<br /> 20. Beres deh, buka Netcut kamu dan pakailah secara bijaksana.<br /><br />Di awal pemakaian netcut, kamu biasanya akan mendapati adapter yang kosong. Bila itu terjadi, klik saja “OK” dan form penggunaan netcut akan kosong juga. Tunggulah sebentar sampai muncul nomor IP Server Wireless dan IP kamu di jaringan wireless tersebut. Bukalah kembali “Choice Netcard” dan pilih adapter yang kamu gunakan. Bila langsung muncul nomor IP Server Wireless dan IP kamu di jaringan wireless tersebut, langsung saja pilih adapter wireless bila kamu menggunakan koneksi Wireless (biasanya bernama “Microsoft”). Klik “OK’. Bila masih belum muncul daftar pengguna jaringan wireless, ganti adapter kamu dengan memilihnya di “Choice Netcard” tadi karena kemungkinan kamu salah menggunakan adapter. Selamat berkreasi….!!!!!!<br /><br /><a href="http://www.ziddu.com/download/5324007/NetCut2.8.1Setup.rar.html">Download Netcut</a><br /><a href="http://www.ziddu.com/download/5299639/WinPcap_4_0_2.exe.html"><br />Download Winpcap</a><br /></span>

Pemakaian Netcut di Windows 7

Beberapa hari ini ada beberapa email tentang cara penggunaan netcut di windows 7. Karena semua pemakai windows 7 tidak bisa menginstall (mem...

Read more »

Kisi - Kisi Ujian CCNA 2 D3 TKJ

Lakukan konfigurasi untuk skema jaringan di bawah ini<br /><a href="http://www.ziddu.com/download/10144856/UASCCNAIID3TKJ.doc.html">Soal skema</a><br /><span class="fullpost"></span>

Kisi - Kisi Ujian CCNA 2 D3 TKJ

Lakukan konfigurasi untuk skema jaringan di bawah ini Soal skema

Read more »

Tugas S1-Sistem Informasi (kelas A)

Buatlah bagan / skema jaringan LAN dengan IP Networking 192.166.14.64/26<br />Skema jaringan meliputi :<br /> a. Web Server 1 buah<br /> b. Modem ADSL,<br /> c. Router PC 1 buah,<br /> d. DNS Server 1 buah,<br />Gambar ditulis dengan pensil 2B di atas kertas gambar A4 dan diberi garis tepi dengan jarak 0,5 cm lengkap dengan Identitas mahasiswa, dikumpulkan pada hari Kamis, 27 Mei 2010 <br /><span class="fullpost"><br />contoh skema :<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIfjKipU7P9rGSZ7GMZhfiFDGOY9HxVq90sqomNHEdnSGk-Me4HkvuhDbgb-RGQzeLAOZdJReYAtVWMHH50AUMTlcx2PU-CQmWhpGKXRUNz00DzVg5n298qhXYelrhBiGc34r64FOKjiT7/s1600/lan.JPG"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5475059601376556386" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIfjKipU7P9rGSZ7GMZhfiFDGOY9HxVq90sqomNHEdnSGk-Me4HkvuhDbgb-RGQzeLAOZdJReYAtVWMHH50AUMTlcx2PU-CQmWhpGKXRUNz00DzVg5n298qhXYelrhBiGc34r64FOKjiT7/s400/lan.JPG" style="cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 395px;" /></a><br /></span>

Tugas S1-Sistem Informasi (kelas A)

Buatlah bagan / skema jaringan LAN dengan IP Networking 192.166.14.64/26 Skema jaringan meliputi : a. Web Server 1 buah b. Modem ADSL, ...

Read more »

Laporan Konfigurasi CCNA

<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcR9MrBaFiwJIRPaNWkoQPg3nuh8s57aepwWb4vrFh_NmmPs6bSeZ89WIa62eR1usOmAJSlhhS3KT7e40NY9Gj3jiDPNhQlLIu0aNvDmz2VNe0szhApYEKhBkxx56nYuBJ287KZCVts_e1/s1600/ccna3.JPG"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5472360098268623138" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcR9MrBaFiwJIRPaNWkoQPg3nuh8s57aepwWb4vrFh_NmmPs6bSeZ89WIa62eR1usOmAJSlhhS3KT7e40NY9Gj3jiDPNhQlLIu0aNvDmz2VNe0szhApYEKhBkxx56nYuBJ287KZCVts_e1/s400/ccna3.JPG" style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 221px;" /></a><br />Tugas CCNA SMK YP Colomadu Klass 2<br />oleh Egar<br />Setting Router 0><br /><br />Router>en<br />Router>enable <br />Router#conf t<br />Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.<br />Router(config)#int fa0/0<br />Router(config-if)#ip address 192.168.11.11 255.255.255.0<br />Router(config-if)#no shutdown <br />Router(config-if)#exit <br />Router(config)#int s2/0<br />Router(config-if)#ip ad<br />Router(config-if)#ip address 10.10.10.1 255.255.255.0<br />Router(config-if)#clo<br />Router(config-if)#clock r<br />Router(config-if)#clock rate 64000<br />Router(config-if)#no shutdown <br />Router(config-if)#exit <br />Router(config)#exit <br /> %SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console<br />Router#copy running-config startup-config <br />Destination filename [startup-config]? <br />Building configuration...<br />[OK]<br />Router#ping 192.168.11.1<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 192.168.11.1, timeout is 2 seconds:<br />!!!!!<br />Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 32/53/79 ms<br /><br />Router#ping 192.168.11.2<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 192.168.11.2, timeout is 2 seconds:<br />.!!!!<br />Success rate is 80 percent (4/5), round-trip min/avg/max = 17/33/51 ms<br /><span class="fullpost"><br />Setting Router 1><br /><br />Router>enable <br />Router#conf t<br />Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.<br />Router(config)#int fa0/0<br />Router(config-if)#ip address <br />Router(config-if)#ip address 172.16.0.14 255.255.255.128<br />Router(config-if)#no shutdown <br />Router(config-if)#exit<br />Router(config)#int s2/0<br />Router(config-if)#ip address 10.10.10.2 255.255.255.0<br />Router(config-if)#clock rate 64000<br />Router(config-if)#no shutdown <br />Router(config-if)#exit <br />Router(config)#exit <br />%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console<br />Router#copy running-config startup-config <br />Destination filename [startup-config]? <br />Building configuration...<br />[OK]<br /><br />Router#ping 172.16.0.1<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 172.16.0.1, timeout is 2 seconds:<br />.!!!!<br />Success rate is 80 percent (4/5), round-trip min/avg/max = 34/56/79 ms<br /><br />Router#ping 172.16.0.2<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 172.16.0.2, timeout is 2 seconds:<br />!!!!!<br />Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 32/44/79 ms<br /><br /> 1. Meroute router 0> ke router 1><br /><br />Router>enable<br />Router#conf t<br />Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.<br />Router(config)#ip route 172.16.0.0 255.255.255.128 s2/0<br />Router(config)#exit<br />%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console<br />Router#copy running-config startup-config<br />Destination filename [startup-config]? <br />Building configuration...<br />[OK]<br />Router#ping 172.16.0.<br />Translating "172.16.0."...domain server (255.255.255.255)<br />% Unrecognized host or address or protocol not running.<br /><br />Router#ping 172.16.0.14<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 172.16.0.14, timeout is 2 seconds:<br />.!.!.<br />Success rate is 40 percent (2/5), round-trip min/avg/max = 31/47/63 ms<br /><br />Router#ping 172.16.0.1<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 172.16.0.1, timeout is 2 seconds:<br />!.!.!<br />Success rate is 60 percent (3/5), round-trip min/avg/max = 78/104/156 ms<br /><br />Router#ping 172.16.0.2<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 172.16.0.2, timeout is 2 seconds:<br />.!.!.<br />Success rate is 40 percent (2/5), round-trip min/avg/max = 62/62/63 ms<br /><br />2. Meroute router 1> ke router 0><br /><br />Router#conf t<br />Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.<br />Router(config)#ip route 192.168.11.0 255.255.255.0 s2/0<br />Router(config)#exit<br />%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console<br />Router#copy running-config startup-config <br />Destination filename [startup-config]? <br />Building configuration...<br />[OK]<br />Router#ping 192.168.11.11<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 192.168.11.11, timeout is 2 seconds:<br />!!!!!<br />Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 15/24/31 ms<br /><br />Router#<br />Router#ping 192.168.11.1<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 192.168.11.1, timeout is 2 seconds:<br />!!!!!<br />Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 63/94/125 ms<br /><br />Router#ping 192.168.11.2<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 192.168.11.2, timeout is 2 seconds:<br />!!!!!<br />Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 53/77/109 ms<br /><br />Setting Router 2><br /><br />Router>enable <br />Router#conf t<br />Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.<br />Router(config)#int fa0/0<br />Router(config-if)#ip address 192.168.15.1 255.255.255.0<br />Router(config-if)#no shutdown <br />Router(config-if)#exit <br />Router(config)#int s2/0<br />Router(config-if)#ip address 10.10.1.1 255.255.255.0<br />% 10.10.2.0 overlaps with Serial3/0<br />Router(config-if)#clock rate 64000<br />Router(config-if)#no shutdown <br />Router(config-if)#exit <br />Router(config)#exit <br />%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console<br />Router#copy running-config startup-config <br />Destination filename [startup-config]? <br />Building configuration...<br />[OK]<br /><br /><br /><br /><br />Router#ping 192.168.15.2<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 192.168.15.2, timeout is 2 seconds:<br />!!!!!<br />Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 15/68/156 ms<br />Setting Route3><br /><br />Router>enable <br />Router#conf t<br />Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.<br />Router(config)#int fa0/0<br />Router(config-if)#ip address 172.16.1.1 255.255.255.128<br />Router(config-if)#no shutdown <br />Router(config-if)#exit <br />Router(config)#int s2/0<br />Router(config-if)#ip address 10.10.1.2 255.255.255.0<br />Router(config-if)#clock rate 64000<br />Router(config-if)#no shutdown <br />Router(config-if)#exit <br />Router(config)#exit <br />%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console<br />Router#copy running-config startup-config <br />Destination filename [startup-config]? <br />Building configuration...<br />[OK]<br />Router#ping 172.16.1.2<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 172.16.1.2, timeout is 2 seconds:<br />!!!!!<br />Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 18/28/32 ms<br /><br />Meroute router2> ke router3><br />Router#conf t<br />Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.<br />Router(config)#ip route 172.16.1.0 255.255.255.128 s2/0<br />Router(config)#exit<br />%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console<br />Router#ping 172.16.1.2<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 172.16.1.2, timeout is 2 seconds:<br />!!!!!<br />Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 47/100/156 ms<br /><br />Router#<br />Meroute router3> ke router2><br /><br />Router#conf t<br />Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.<br />Router(config)#ip route 192.168.15.0 255.255.255.0 s2/0<br />Router(config)#exit<br />%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console<br />Router#ping 192.168.15.2<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 192.168.15.2, timeout is 2 seconds:<br />!!!!!<br />Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 62/87/125 ms<br /><br /> Setting router 0> s3/0<br /><br />Router>enable <br />Router#conf t<br />Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.<br />Router(config)#int s2/0<br />Router(config)#int s3/0<br />Router(config-if)#ip address 10.10.2.1 255.255.255.0<br />Router(config-if)#exit<br />Router(config)#exit <br />%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console<br />Router#copy running-config startup-config <br />Destination filename [startup-config]? <br />Building configuration...<br />[OK]<br />Router#<br /> Setting router 2>s3/0<br />Router>enable <br />Router#conf t<br />Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.<br />Router(config)#int s3/0<br />Router(config-if)#ip address 10.10.2.2 5.255.255.0<br />Router(config-if)#exit<br />Router(config)#exit <br />%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console<br />Router#copy running-config startup-config <br />Destination filename [startup-config]? <br />Building configuration...<br />[OK]<br />Router#<br /><br />Meroute router 0> ke router 2><br /><br />Router#conf t<br />Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.<br />Router(config)#ip route 192.168.15.0 255.255.255.0 s3/0<br />Router(config)#exit<br />%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console<br />Router#ping 192.168.15.2<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 192.168.15.2, timeout is 2 seconds:<br />!!!!!<br />Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 62/87/125 ms<br /><br />Meroute router 0> ke router 2><br /><br />Router#conf t<br />Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.<br />Router(config)#ip route 192.168.11.0 255.255.255.0 s3/0<br />Router(config)#exit<br />%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console<br />Router#ping 192.168.11.1<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 192.168.11.1 timeout is 2 seconds:<br />!!!!!<br />Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 62/87/125 ms<br /><br /><br /><br />Setting router 1> s3/0<br /><br />Router>enable <br />Router#conf t<br />Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.<br />Router(config)#int s3/0<br />Router(config-if)#ip address 10.10.3.2 255.255.255.0<br />Router(config-if)#exit<br />Router(config)#exit <br />%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console<br />Router#copy running-config startup-config <br />Destination filename [startup-config]? <br />Building configuration...<br />[OK]<br />Router#<br /><br />Setting router 3> s3/0<br /><br />Router>enable <br />Router#conf t<br />Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.<br />Router(config)#int s3/0<br />Router(config-if)#ip address 10.10.3.1 255.255.255.0<br />Router(config-if)#exit<br />Router(config)#exit <br />%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console<br />Router#copy running-config startup-config <br />Destination filename [startup-config]? <br />Building configuration...<br />[OK]<br />Router#<br /><br />Meroute router 1>ke router 3><br /><br />Router#conf t<br />Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.<br />Router(config)#ip route 172.16.1.0 255.255.255.128 s3/0<br />Router(config)#exit<br />%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console<br />Router#ping 172.16.1.2<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 172.16.0.2 timeout is 2 seconds:<br />!!!!!<br />Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 62/87/125 ms<br /><br />Meroute router 3> ke router 1><br /><br />Router#conf t<br />Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.<br />Router(config)#ip route 172.16.0.0 255.255.255.128 s3/0<br />Router(config)#exit<br />%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console<br />Router#ping 172.16.0.1<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 172.16.0.1 timeout is 2 seconds:<br />!!!!!<br />Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 62/87/125 ms<br /><br /><br /><br /><br /><br />Meroute router 2> ke router 1><br /><br />Router>enable <br />Router#conf t<br />Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.<br />Router(config)#ip route 10.10.10.0 255.255.255.0 s3/0<br />Router(config)#exit <br />%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console<br />Router#copy running-config startup-config <br />estination filename [startup-config]? <br />Building configuration...<br />[OK]<br />Router#ping 10.10.10.1<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 10.10.10.1, timeout is 2 seconds:<br />!!!!!<br />Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 31/60/141 ms<br /><br />Router#ping 10.10.10.2<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 10.10.10.2, timeout is 2 seconds:<br />!!!!!<br />Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 78/103/141 <br /><br />Router#conf t<br />Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.<br />Router(config)#ip route 172.16.0.0 255.255.255.128 s3/0<br />Router(config)#exit<br />%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console<br />Router#copy running-config startup-config <br />Destination filename [startup-config]? <br />Building configuration...<br />[OK]<br />Router#ping 172.16.0.14<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 172.16.0.14, timeout is 2 seconds:<br />.!.!.<br />Success rate is 40 percent (2/5), round-trip min/avg/max = 79/86/94 ms<br /><br />Router#ping 172.16.0.14<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 172.16.0.14, timeout is 2 seconds:<br />!.!.!<br />Success rate is 60 percent (3/5), round-trip min/avg/max = 62/67/78 ms<br /><br />Router#ping 172.16.0.1<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 172.16.0.1, timeout is 2 seconds:<br />.!.!.<br />Success rate is 40 percent (2/5), round-trip min/avg/max = 110/125/141 ms<br /><br />Router#ping 172.16.0.2<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 172.16.0.2, timeout is 2 seconds:<br />..!.!<br />Success rate is 40 percent (2/5), round-trip min/avg/max = 78/102/126 ms<br /><br />Router#<br />Meroute router 2> ke router 1><br /><br />Router>enable <br />Router#conf t<br />Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.<br />Router(config)#ip route 10.10.2.0 255.255.255.0<br />Router(config)#exit <br />%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console<br />Router#copy running-config startup-config <br />estination filename [startup-config]? <br />Building configuration...<br />[OK]<br />Router#ping 10.10.2.1<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 10.10.2.1, timeout is 2 seconds:<br />!!!!!<br />Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 31/60/141 ms<br /><br />Router#ping 10.10.2.2<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 10.10.2.2, timeout is 2 seconds:<br />!!!!!<br />Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 78/103/141 <br /><br />Router#conf t<br />Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.<br />Router(config)#ip route 192.168.15.0 255.255.255.0 s2/0<br />Router(config)#exit<br />%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console<br />Router#copy running-config startup-config <br />Destination filename [startup-config]? <br />Building configuration...<br />[OK]<br />Router#ping 192.168.15.2<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 192.168.15.2, timeout is 2 seconds:<br />!!!!!<br />Success rate is 40 percent (2/5), round-trip min/avg/max = 79/86/94 ms<br /><br />Router#<br /><br />Meroute router 3> ke router 0><br /><br />Router>enable <br />Router#conf t<br />Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.<br />Router(config)#ip route 10.10.10.0 255.255.255.0 s3/0<br />Router(config)#exit <br />%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console<br />Router#copy running-config startup-config <br />estination filename [startup-config]? <br />Building configuration...<br />[OK]<br />Router#ping 10.10.10.1<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 10.10.10.1, timeout is 2 seconds:<br />!!!!!<br />Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 31/60/141 ms<br /><br /><br />Router#ping 10.10.10.2<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 10.10.10.1, timeout is 2 seconds:<br />!!!!!<br />Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 78/103/141 <br /><br />Router#conf t<br />Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.<br />Router(config)#ip route 192.168.11.0 255.255.255.0 s3/0<br />Router(config)#exit<br />%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console<br />Router#copy running-config startup-config <br />Destination filename [startup-config]? <br />Building configuration...<br />[OK]<br />Router#ping 192.168.11.11<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 192.168.11.11, timeout is 2 seconds:<br />.!.!.<br />Success rate is 40 percent (2/5), round-trip min/avg/max = 79/86/94 ms<br /><br />Router#ping 192.168.11.1<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 192.168.11.1, timeout is 2 seconds:<br />!!!!!<br />Success rate is 60 percent (3/5), round-trip min/avg/max = 62/67/78 ms<br /><br />Router#ping 192.168.11.2<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 192.168.11.2, timeout is 2 seconds:<br />.!.!.<br />Success rate is 40 percent (2/5), round-trip min/avg/max = 110/125/141 ms<br /><br />Router#<br /><br />Meroute router 0> ke router 3><br /><br />Router>enable <br />Router#conf t<br />Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.<br />Router(config)#ip route 10.10.3.0 255.255.255.0 s2/0<br />Router(config)#exit <br />%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console<br />Router#copy running-config startup-config <br />estination filename [startup-config]? <br />Building configuration...<br />[OK]<br />Router#ping 10.10.3.1<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 10.10.3.1, timeout is 2 seconds:<br />!!!!!<br />Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 31/60/141 ms<br /><br /><br />Router#ping 10.10.3.2<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 10.10.3.1, timeout is 2 seconds:<br />!!!!!<br />Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 78/103/141 <br /><br />Router#conf t<br />Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.<br />Router(config)#ip route 172.16.1.0 255.255.255.128 s2/0<br />Router(config)#exit<br />%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console<br />Router#copy running-config startup-config <br />Destination filename [startup-config]? <br />Building configuration...<br />[OK]<br />Router#ping 172.16.1.1<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 172.16.1.1, timeout is 2 seconds:<br />.!.!.<br />Success rate is 40 percent (2/5), round-trip min/avg/max = 79/86/94 ms<br /><br />Router#ping 172.16.1.2<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 172.16.1.2, timeout is 2 seconds:<br />!!!!!<br />Success rate is 60 percent (3/5), round-trip min/avg/max = 62/67/78 ms<br /><br />Ping PC 0 ke PC 4<br /> <br />Ping PC 5 ke PC 0<br /> <br /><br /><br /><br />Ping PC 3 ke PC 4<br /> <br />Ping PC 1 ke PC 3<br /> <br /><br /><br /></span>

Laporan Konfigurasi CCNA

Tugas CCNA SMK YP Colomadu Klass 2 oleh Egar Setting Router 0> Router>en Router>enable Router#conf t Enter configuration commands, ...

Read more »

LATIHAN Praktikum CCNA 2 bagian 2

<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzT5C_vLPPsCZDjbzu9_M5ofdEbGcsx0au1XMWVkiwxN-h7HAA2iIS29S_o7F8RmtHUJfSKWC6MT0K-w598GIsufz31c-YyLnB9cwdd2sMdYKnPUfEuKiM7hvoltgazn43yUoTYjYYJ2Oy/s1600/ccna2.JPG"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5472354936495586642" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzT5C_vLPPsCZDjbzu9_M5ofdEbGcsx0au1XMWVkiwxN-h7HAA2iIS29S_o7F8RmtHUJfSKWC6MT0K-w598GIsufz31c-YyLnB9cwdd2sMdYKnPUfEuKiM7hvoltgazn43yUoTYjYYJ2Oy/s400/ccna2.JPG" style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 169px;" /></a><br />KONFIGURASI ROUTER 1<br />---------------------<br />Router>ENABLE<br />Router#CONFIG TERMINAL<br />Router(config)#INT FA0/0<br />Router(config-if)#IP ADD 192.168.14.1 255.255.255.0<br />Router(config-if)#NO SHUTDOWN<br />Router(config-if)#EXIT<br />Router(config)#INT S2/0<br />Router(config-if)#IP ADD 192.168.15.1 255.255.255.0<br />Router(config-if)#CLOCK RATE 64000<br />Router(config-if)#NO SHUTDOWN<br />Router(config-if)#EXIT<br />Router(config)#EXIT<br />Router#COPY RUNNING-CONFIG STARTUP-CONFIG<br />Router#<br /><span class="fullpost"><br />KONFIGURASI ROUTER 2<br />---------------------<br />Router>ENABLE<br />Router#CONFIG TERMINAL<br />Router(config)#INT FA0/0<br />Router(config-if)#IP ADD 192.168.16.1 255.255.255.0<br />Router(config-if)#NO SHUTDOWN<br />Router(config-if)#EXIT<br />Router(config)#INT S2/0<br />Router(config-if)#IP ADD 192.168.15.2 255.255.255.0<br />Router(config-if)#NO SHUTDOWN<br />Router(config-if)#EXIT<br />Router(config)#EXIT<br /><br />Router#COPY RUNNING-CONFIG STARTUP-CONFIG<br />Router#<br /><br />KONFIGURASI STATIC ROUTING PADA ROUTER 1<br />------------------------------------------<br />Router#CONF T<br />Router(config)#IP ROUTE 192.168.16.0 255.255.255.0 S2/0<br />Router(config)#EXIT<br />Router#SHOW IP ROUTE<br />Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP<br /> D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area<br /> N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2<br /> E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP<br /> i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area<br /> * - candidate default, U - per-user static route, o - ODR<br /> P - periodic downloaded static route<br /><br />Gateway of last resort is not set<br /><br />C 192.168.14.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0<br />C 192.168.15.0/24 is directly connected, Serial2/0<br />S 192.168.16.0/24 is directly connected, Serial2/0<br />Router#COPY RUN START<br />----<br />KONFIGURASI STATIC ROUTING PADA ROUTER 2<br />------------------------------------------<br />Router#CONF T<br />Router(config)#IP ROUTE 192.168.14.0 255.255.255.0 S2/0<br />Router(config)#EXIT<br />Router#SHOW IP ROUTE<br />Codes: C - connected, S - static, I - IGRP, R - RIP, M - mobile, B - BGP<br /> D - EIGRP, EX - EIGRP external, O - OSPF, IA - OSPF inter area<br /> N1 - OSPF NSSA external type 1, N2 - OSPF NSSA external type 2<br /> E1 - OSPF external type 1, E2 - OSPF external type 2, E - EGP<br /> i - IS-IS, L1 - IS-IS level-1, L2 - IS-IS level-2, ia - IS-IS inter area<br /> * - candidate default, U - per-user static route, o - ODR<br /> P - periodic downloaded static route<br /><br />Gateway of last resort is not set<br /><br />S 192.168.14.0/24 is directly connected, Serial2/0<br />C 192.168.15.0/24 is directly connected, Serial2/0<br />C 192.168.16.0/24 is directly connected, FastEthernet0/0<br />Router#<br /><br /></span>

LATIHAN Praktikum CCNA 2 bagian 2

KONFIGURASI ROUTER 1 --------------------- Router>ENABLE Router#CONFIG TERMINAL Router(config)#INT FA0/0 Router(config-if)#IP ADD 192.168...

Read more »

LATIHAN Praktikum CCNA 2

<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAO3k_wD6HkvHXcpWByd4wOt9-bLhAGgY6f4du0KO7vsBnN8BKvGzIh9mheUSFH2Hj6dKVj4_H6kX5pC19SzO1Npn6LNGzPPnThRwXhe0ahgMTxpecOrxDovEJiFk7_wrTbNU9Ooyj82O-/s1600/ccna1.JPG"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5472351838745445170" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAO3k_wD6HkvHXcpWByd4wOt9-bLhAGgY6f4du0KO7vsBnN8BKvGzIh9mheUSFH2Hj6dKVj4_H6kX5pC19SzO1Npn6LNGzPPnThRwXhe0ahgMTxpecOrxDovEJiFk7_wrTbNU9Ooyj82O-/s400/ccna1.JPG" style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 400px; height: 270px;" /></a><br />Konfigurasikan ip client seperti gambar di atas<br />Konfigurasikan IP address pada router0 :<br />1. Masuk ke dalam mode privileged <br />Router>enable<br />Router#<br />2. Mengkonfigurasi ip address pada fastethernet 0/0<br />Router#config t<br />Enter configuration commands, one per line. End with cntl/z.<br />Router(config)#int fa0/0<br />Router(config-if)#ip address 172.16.0.126 255.255.255.128<br />Router(config-if)#no shutdown<br /><br />%link-5-changed: interface fastethernet0/0, changed state to up<br />%lineproto-5-updown: line protocol on interface fastethernet0/0, changed state to up<br />Router(config-if)#exit<br />Router(config)#<br />3. Mengkonfigurasi ip address pada fastethernet 1/0<br />Router(config)#int fa1/0<br />Router(config-if)#ip address 192.168.11.62 255.255.255.192<br />Router(config-if)#no shutdown<br /><br />%link-5-changed: interface fastethernet1/0, changed state to up<br />%lineproto-5-updown: line protocol on interface fastethernet1/0, changed state to up<br />Router(config-if)#exit<br /><br /><span class="fullpost"><br />4. Menyimpan hasil konfigurasi ip address<br />Router(config)#exit<br />%sys-5-config_i: configured from console by console<br />Router#copy running-config startup-config <br />Destination filename [startup-config]? <br />Building configuration...<br />[ok]<br />Router#<br />5. Menyeting ip route cisco<br />Router#configure terminal<br />Enter configuration commands, one per line. End with cntl/z.<br />Router(config)#ip route 172.16.0.0 255.255.255.128 fa1/0<br />Router(config)#ip route 192.168.11.0 255.255.255.192 fa0/0<br />Router(config)#exit<br />%sys-5-config_i: configured from console by console<br />Router#copy running-config startup-config <br />Destination filename [startup-config]? <br />Building configuration...<br />[ok]<br />Router#<br />6. Memeriksa koneksitas ke interface fastethernet1/0<br />Router#ping 192.168.11.62<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte icmp echos to 192.168.11.62, timeout is 2 seconds:<br />!!!!!<br />Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 0/12/16 ms<br /><br />Router#<br />7. Memeriksa koneksitas ke interface fastethernet0/0<br />Router#ping 172.16.0.126<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte icmp echos to 172.16.0.126, timeout is 2 seconds:<br />!!!!!<br />Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 0/12/16 ms<br /><br />Router#<br />8. Memeriksa koneksitas ke ip address 192.168.11.1<br />Router#ping 192.168.11.1<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte icmp echos to 192.168.11.1, timeout is 2 seconds:<br />.!!!!<br />Success rate is 80 percent (4/5), round-trip min/avg/max = 48/48/48 ms<br /><br />Router#<br />9. Memeriksa koneksitas ke ip address 172.16.0.1<br />Router#ping 172.16.0.1<br /><br />Type escape sequence to abort.<br />Sending 5, 100-byte icmp echos to 172.16.0.1, timeout is 2 seconds:<br />.!!!!<br />Success rate is 80 percent (4/5), round-trip min/avg/max = 47/47/48 ms<br /><br />Router#<br />10. Cek koneksi dari pc0 ke pc3<br />Pc>ping 192.168.11.2<br /><br />Pinging 192.168.11.2 with 32 bytes of data:<br /><br />Reply from 192.168.11.2: bytes=32 time=79ms ttl=127<br />Reply from 192.168.11.2: bytes=32 time=78ms ttl=127<br />Reply from 192.168.11.2: bytes=32 time=78ms ttl=127<br />Reply from 192.168.11.2: bytes=32 time=79ms ttl=127<br /><br />Ping statistics for 192.168.11.2:<br /> packets: sent = 4, received = 4, lost = 0 (0% loss),<br />Approximate round trip times in milli-seconds:<br /> minimum = 78ms, maximum = 79ms, average = 78ms<br />11. Cek koneksi dari pc3 ke pc0<br />Packet tracer pc command line 1.0<br />Pc>ping 172.16.0.1<br /><br />Pinging 172.16.0.1 with 32 bytes of data:<br /><br />Reply from 172.16.0.1: bytes=32 time=79ms ttl=127<br />Reply from 172.16.0.1: bytes=32 time=80ms ttl=127<br />Reply from 172.16.0.1: bytes=32 time=79ms ttl=127<br />Reply from 172.16.0.1: bytes=32 time=79ms ttl=127<br /><br />Ping statistics for 172.16.0.1:<br /> packets: sent = 4, received = 4, lost = 0 (0% loss),<br />Approximate round trip times in milli-seconds:<br /> minimum = 79ms, maximum = 80ms, average = 79ms<br /><br /></span>

LATIHAN Praktikum CCNA 2

Konfigurasikan ip client seperti gambar di atas Konfigurasikan IP address pada router0 : 1. Masuk ke dalam mode privileged Router>enable ...

Read more »

Soal Ujian Sistem Informasi

Mata Kuliah : Komputer dan Masyarakat<br />ProgDi : S1 – Sistem Informasi<br />Bobot : 2 SKS<br />Kelas : B (Malam)<br /><br />Pilihan Ganda ! (pilih salah satu jawaban yang benar)<br />1. Di bawah ini bidang studi yang harus dikuasai dalam membuat interface /antarmuka, kecuali :<br />a. Elecktronika c. Sosiologi<br />b. Ergonomic d. Argonomik<br />2. Sistem penjendelaan dimana lebar layer dibagi-bagi menjadi beberapa jendela dengan ukuran yang bervariasi, dan jenis jendelanya dapat ditentukan berdasarkan ketergantungan antara satujendela dengan jendela lain, merupakan definisi dari system penjendelaan……<br />a. Jendela TTY c. Jendela TTM<br />b. Time-multiplexed windows d. space-multiplexed windows.<br /><br /><span class="fullpost"><br />untuk download soal klik link di bawah ini :<br /><a href="http://www.ziddu.com/download/9903383/UASSI2010.doc.html">Soal Ujian</a><br />download aplikasi :<br /><a href="http://www.ziddu.com/download/9812123/BRI.rar.html">http://www.ziddu.com/download/9812123/BRI.rar.html</a><br /></span>

Soal Ujian Sistem Informasi

Mata Kuliah : Komputer dan Masyarakat ProgDi : S1 – Sistem Informasi Bobot : 2 SKS Kelas : B (Malam) Pilihan Ganda ! (pilih salah satu jawab...

Read more »

Ujian Mandiri STMIK Duta Bangsa

Mata Kuliah : Komputer dan Masyarakat <br />ProgDi : S1 – Tehnik Informasi <br />Bobot : 2 SKS <br />Kelas : B (Malam)<br /> <br />Pilihan Ganda ! (pilih salah satu jawaban yang benar)<br />1. Di bawah ini bidang studi yang harus dikuasai dalam membuat interface /antarmuka, kecuali :<br />a. Elecktronika c. Sosiologi<br />b. Ergonomic d. Argonomik<br />2. Sistem penjendelaan dimana lebar layer dibagi-bagi menjadi beberapa jendela dengan ukuran yang bervariasi, dan jenis jendelanya dapat ditentukan berdasarkan ketergantungan antara satujendela dengan jendela lain, merupakan definisi dari system penjendelaan……<br />a. Jendela TTY c. Jendela TTM <br />b. Time-multiplexed windows d. space-multiplexed windows.<br /><br /><span class="fullpost"><br />untuk download soal klik link di bawah ini :<br /><a href="http://www.ziddu.com/download/9812159/UAS2008.doc.html">http://www.ziddu.com/download/9812159/UAS2008.doc.html</a><br />download aplikasi :<br /><a href="http://www.ziddu.com/download/9812123/BRI.rar.html">http://www.ziddu.com/download/9812123/BRI.rar.html</a><br /></span>

Ujian Mandiri STMIK Duta Bangsa

Mata Kuliah : Komputer dan Masyarakat ProgDi : S1 – Tehnik Informasi Bobot : 2 SKS Kelas : B (Malam) Pilihan Ganda ! (pilih sal...

Read more »

Tugas Mandiri S1-Sistem Informasi

Jawaban Ditulis Tangan, dikumpulkan pada tanggal 10 Mei 2010<br />Pilihan Ganda ! (pilih salah satu jawaban yang benar)<br />1. Di bawah ini bidang studi yang harus dikuasai dalam membuat interface /antarmuka, kecuali :<br />A. Elecktronika B. Sosiologi<br />C. Ergonomic D. Argonomik<br />2. Kriteria yang harus dimiliki antarmuka untuk mendapatkan predikat user friendly adalah :<br />A. Antarmuka Yang Bagus B. Mudah Dioperasikan<br />C. Mudah Dipelajari D. Jawaban A,B,C Benar<br />3. Komponen – komponen dasar berdirinya sistem komputer terdiri dari :<br />A. Hardware B. Brainware<br />C. Prosesor D. Jawaban A Dan B Betul<br />4. Di bawah ini adalah macam – macam ragam dialog, kecuali :<br />A. Berbasis Teks B. Berbasis Perintah Tunggal<br />C. Berbasis Bahasa Alami D. Berbasis Menu<br />5. Berikut ini sifat penting yang harus dimiliki setiap ragam dialog, kecuali :<br />A. Kompleksitas B. Keluwesan<br />B. Kestabilan D. Konsistensi<br />6. Kemampuan untuk merespon (berinteraksi) di mana pengguna dituntut untuk lebih memahami cara pengoperasian komputer adalah bentuk sifat :<br />A. Inisiasi B. Inisiatif Pengguna<br />C. Inisiatif Komputer D. Efisiensi<br />7. Kemampuan suatu dialog dalam menerima berbagai macam perintah meski sebenarnya memiliki tujuan sama adalah bentuk sifat :<br />A. Kompleksitas B. Keluwesan<br />B. Kekuatan D. Konsistensi<br />8. Dalam membuat sarana komunikasi antara komputer dengan user, harus disediakan kemampuan yang cukup baik dan lengkap guna mengantisipasi perkembangan kebutuhan disebut sifat :<br />A. Kompleksitas B. Keluwesan<br />B. Kekuatan D. Konsistensi<br />9. Ketika berinteraksi dengan sistem, pengguna harus memasukan perintah – perintah sederhana dalam bentuk satu baris yang diketik manual merupakan ragam dialog :<br />A. Berbasis Teks B. Berbasis Perintah Tunggal<br />B. Bahasa Alami D. Grafis<br />10. Suatu ragam dialog yang menyediakan sejumlah pilihan dalam bentuk kalimat dengan jumlah terbatas di mana pilihan disediakan dalam bentuk selector berupa numeric atau alpabhet, merupakan bentuk ragam dialog :<br />A. Menu Datar B. Menu Tarik<br />B. Menu Datar Berbasis Selector Pilihan D. Highlight Marker<br /><span class="fullpost"><br />Soal Essai !!<br />1. Menurut anda, bagaimanakah hubungan antara komputer dan masyarakat !!!<br />2. Sebutkan ciri - ciri interface yang baik !<br />3. Apa saja yang harus diperhatikan dalam membuat Interface !<br />4. Sebutkan dan jelaskan macam - macam ragam dialog !<br />5. Sebutkan jenis sifat manusia berdasarkan kadar zat cairnya??<br />6. Sebutkan jenis sifat manusia berdasarkan intelegensinya??<br />7. Jelaskan karakteristik dari kompiler Microsoft Visual Basic dan Delphi ??<br /><br /></span>

Tugas Mandiri S1-Sistem Informasi

Jawaban Ditulis Tangan, dikumpulkan pada tanggal 10 Mei 2010 Pilihan Ganda ! (pilih salah satu jawaban yang benar) 1. Di bawah ini bidang st...

Read more »

Instal Apache/MySQL/PHP di FreeBSD

Introduction:<br /><br />This article describes how to setup Apache, MySQL, PHP and phpMyAdmin on a server running FreeBSD. The article was written for the software versions below but is likely to work on newer versions without too much difficulty. <br /><span class="fullpost"><br />#<br />Software:<br /><br />Operating System: FreeBSD 7.0 for i386 Download<br />Apache: 2.2.8 Installed from Ports Collection<br />MySQL Server: 5.0.51a Installed from Ports Collection<br />PHP & Extensions: 5.2.5 Installed from Ports Collection<br />phpMyAdmin: 2.11.5 Installed from Ports Collection<br />#<br />Before you begin:<br /><br /> 1. This article assumes you have a working install of FreeBSD 6.2 for i386 logged in as root (or another user in the wheel group and you have used "su") with the ports collection installed. You can use sysinstall, cvsup or portsnap to install the ports distribution if you have not already done so. See point 2 below.<br /> 2. Update your ports collection (portsnap fetch, portsnap extract.) (See the FreeBSD Handbook Section 4.5.1)<br /><br />#<br />Installing MySQL:<br /><br /> 1. Go to the mysql50-server port directory by typing the command:<br /><br /> cd /usr/ports/databases/mysql50-server<br /><br /> 2. Build the port by typing: (This takes AGES - good time for some food.)<br /><br /> make BUILD_OPTIMIZED=yes BUILD_STATIC=yes<br /><br /> 3. Install by typing:<br /><br /> make install clean<br /><br /> 4. Open /etc/rc.conf with your favourite text editor and add the line shown below. This will ensure mysql is enabled and starts on boot.<br /><br /> mysql_enable="YES"<br /><br /> 5. Start mysql manually to avoid having to reboot now by typing:<br /><br /> /usr/local/etc/rc.d/mysql-server start<br /><br /> 6. Set a password for the MySQL root user by executing the command, subtituting your own password in place of new-password:<br /><br /> /usr/local/bin/mysqladmin -uroot password 'new-password'<br /><br /> And you're done! MySQL is installed.<br /><br />#<br />Installing Apache<br /><br /> 1. Go to the apache22 port directory by typing the command:<br /><br /> cd /usr/ports/www/apache22<br /><br /> 2. Build and install the port by typing: (This takes a while, coffee time!)<br /><br /> make install clean <br /><br /> Note: You may want to disable the two DAV options if you don't need them when prompted<br /><br /> 3. Open /etc/rc.conf with your favourite text editor and add the line shown below. This will ensure apache is enabled and starts on boot.<br /><br /> apache22_enable="YES"<br /><br />#<br />Installing PHP<br /><br /> 1. Go to the php5 port directory by typing the command:<br /><br /> cd /usr/ports/lang/php5<br /><br /> 2. Build and install the port by typing: (Just accept the default options, this takes a while, more coffee.)<br /><br /> make install clean<br /><br /> Make sure the APACHE (Build Apache module) option is ticked when configuring the build, leaving all other options as default, before selecting OK.<br /><br /> 3. Go to the php5-extentions meta port directory by typing the command:<br /><br /> cd /usr/ports/lang/php5-extentions<br /><br /> 4. Build and install the port by typing: (Just accept the defaults here, phpMyAdmin will install any other extensions required itself)<br /><br /> make install clean<br /><br /> 5. Install the php.ini file:<br /><br /> cp /usr/local/etc/php.ini-dist /usr/local/etc/php.ini<br /><br /> 6. Edit your Apache configuration file (/usr/local/etc/apache22/httpd.conf) and add the following lines to the end of the file:<br /><br /> AddType application/x-httpd-php .php<br /> AddType application/x-httpd-php-source .phps<br /><br /> Note: You can add additional extenions other than .php (eg .phtml) seperated by spaces.<br /> Note: The second line is optional, it will show colour highlighted PHP source for .phps files.<br /><br /> 7. You should also search for the line that reads:<br /><br /> DirectoryIndex index.html<br /><br /> and change it to read:<br /><br /> DirectoryIndex index.php index.html<br /><br /> Note: You may also add index.phtml or any other default page if you added additional extentions in the previous step.<br /><br /> 8. Enable language settings by searching for the line:<br /><br /> #Include etc/apache22/extra/httpd-languages.conf<br /><br /> and removing the # comment mark so it reads:<br /><br /> Include etc/apache22/extra/httpd-languages.conf<br /><br /> 9. Edit the language settings file (/usr/local/etc/apache22/extra/httpd-languages.conf) and add the following line at the end of the file:<br /><br /> AddDefaultCharset On<br /><br /> 10. Start Apache using the startup script:<br /><br /> /usr/local/etc/rc.d/apache22 start<br /><br /> And you're done! Apache with PHP is installed.<br /><br />#<br />Installing phpMyAdmin<br /><br /> 1. Got to the phpmyadmin port directory by typing the command:<br /><br /> cd /usr/ports/databases/phpmyadmin<br /><br /> 2. Build and install the port by typing: (Just accept the default options)<br /><br /> make install clean<br /><br /> 3. phpMyAdmin is now installed in /usr/local/www/phpMyAdmin. To use it we need to create Alias and Directory entries in /usr/local/etc/apache22/httpd.conf. To do this, add the following lines to the <IfModule alias_module> section (just search for where all the other Alias commands are.)<br /><br /> Alias /phpmyadmin /usr/local/www/phpMyAdmin<br /><br /> 4. As /usr/local/www/phpMyadmin is outside of the Apache <DocumentRoot> you will have to make a <Directory> entry for it too. Add the following lines to the end of the <Directory> section: (just search for </Directory>)<br /><br /> <Directory "/usr/local/www/phpMyAdmin"><br /> Order allow,deny<br /> Allow from all<br /> </Directory><br /><br /> Note:You may prefer to put the Alias entry inside a <VirtualHost> entry if you are hosting multiple sites using name based virtual hosting and do not wish to enable phpMyAdmin on all the sites.<br /><br /> 5. Create a config directory for phpMyAdmin and make it globally read/write/executable by typing the commands:<br /><br /> cd /usr/local/www/phpMyAdmin<br /> mkdir config<br /> chmod 777 config<br /><br /> 6. Restart Apache so that the Alias and Directory entries take effect by typing:<br /><br /> /usr/local/etc/rc.d/apache22 restart<br /><br /> 7. Configure phpMyAdmin by going to http://hostname/phpmyadmin/scripts/setup.php in your browser and set at least the following:<br /> * Add Server<br /> o Change the "Authentication type" dropdown to http to have phpMyAdmin prompt you for a username and password.<br /> o Delete root from the "User for config" auth textbox so it is blank.<br /> o You can leave all other settings as they are (even if they are blank.)<br /> o Click the "Add" button to add the new server<br /> Save the configuration using the Save button in the Configuration section.<br /><br /> 8. For the changes to take effect you must copy the generated config file from the phpMyAdmin/config directory to the phpMyAdmin directory by typing the following command: (Note the space dot at the end of the command)<br /><br /> cp config/config.inc.php .<br /><br /> 9. You can now delete the config directory you created earlier and reset the permissions on the config.inc.php file to read only typing the commands:<br /><br /> rm -rf config<br /> chmod 444 config.inc.php<br /><br /> 10. That's it! You can place your web site in /usr/local/www/data/ and access phpMyAdmin at http://hostname/phpmyadmin/ in your web browser and logging in using username root and the MySQL password you set earlier.<br /><br /><br /></span>

Instal Apache/MySQL/PHP di FreeBSD

Introduction: This article describes how to setup Apache, MySQL, PHP and phpMyAdmin on a server running FreeBSD. The article was written for...

Read more »

Menggunakan .htpasswd dan .htaccess pada Apache

.htpasswd digunakan untuk proteksi akses web , kecuali oleh user tertentu. User tersebut akan dimintai user name dan password apabila mengakses halaman web tersebut. Berikut langkah - langkah menggunakan .htpasswd pada Apache :<br /><span class="fullpost"><br />1. membuat file user dan password nya<br /><br />berikut adalah membuat file user dan password dengan nama file “user” .<br /><br />root@bsd /usr/local/apache/bin > ./htpasswd -c /home/tahupecel/users/user wus<br />New password:<br />Re-type new password:<br />Adding password for user wus<br /><br />Untuk menambahkan user yang lain ( tidak perlu menggunakan option -c ), apabila option -c digunakan maka file .htaccess akan overwritten .<br /><br />root@bsd /usr/local/apache/bin > ./htpasswd /home/tahupecel/users/user ipin<br />New password:<br />Re-type new password:<br />Adding password for user ipin<br /><br />2. membuat file .htaccess<br /><br />misalkan kita akan proteksi akses yang ada pada folder /home/tahupecel , maka kita buat file .htaccess dalam folder tersebut. Yang berisi :<br /><br />AuthName “Kamu harus masukkan password untuk akses halaman ini !!”<br />AuthType Basic<br />AuthUserFile /home/tahupecel/users/user<br />require valid-user<br /><br />Bila pingin merubah satu user saja yg bisa akses, ganti bagian ini (contoh hanya untuk user wus) :<br /><br />require user wus<br /><br />3. Edit file httpd.conf pada bagian berikut ini : AllowOverride AuthConfig<br />………………..<br />AccessFileName .htaccess<br />………………..<br /><br />Order allow,deny<br />Deny from all<br /><br />……………….<br /><br />4. Restart Apache<br /><br /> root@bsd ~ > /usr/local/apache/bin/apachectl restart<br />/usr/local/apache/bin/apachectl restart: httpd restarted<br />root@bsd ~ > <br /><br /></span>

Menggunakan .htpasswd dan .htaccess pada Apache

.htpasswd digunakan untuk proteksi akses web , kecuali oleh user tertentu. User tersebut akan dimintai user name dan password apabila mengak...

Read more »

Membuat Network Grafik Dengan CACTI

سم الله الرحمن الرحيم<br />1. Artikel ini di dedikasikan untuk kemajuan FreeBSD di Indonesia.<br />2. Segala keluhan mengenai kegagalan penginstallasian cacti harap di bahas di http://forum.indofreebsd.or.id ( mohon tidak menggunakan comment untuk pembahasan setiap artikel ataupun tutorial yang di muat ).<br />3. Saran dan kritik atas artikel yang saya buat harap di tujukan ke email saya.<br />4. Dalam pembuatan artikel ini, telah menghabiskan 2 bungkus rokok,4 gelas kopi dan 1 mangkuk indomie.<br /><span class="fullpost"><br />Cacti merupakan solusi pembuatan grafik network yang lengkap yang didesign untuk memanfaatkan kemampuan fungsi RRDTool sebagai peyimpanan data dan pembuatan grafik.<br /><br />Cacti menyediakan pengumpulan data yang cepat, pola grafik advanced, metoda perolehan multiple data , dan fitur pengelolaan user . semuanya dikemas secara intuitif, sebuah interface yang mudah digunakan mudah dipahami untuk local area network hingga network yang kompleks dengan ratusan device.<br /><br />Image<br /><br />Cacti di-release di bawah lisensi GNU, meskipun gratis tanpa syarat tertentu, tetapi sebaiknya anda melakukan donasi melalui http://cacti.net/donate.php jika anda merasakan manfaat cacti dan anda enjoy menggunakan cacti. Hal ini akan membantu pengembangan cacti selanjutnya dan membuat pembuat cacti senang.<br /><br />Lebih Jauh Tentang Cacti<br /><br />Cacti merupakan frontend dari RRDTool, cacti mengumpulkan informasi yang di butuhkan untuk pembuatan grafik dan menyimpan informasi tersebut menjadi data dalam database MYSQL. Fronted tersebut dibuat sepenuh nya menggunakan bahasa pemrograman PHP.<br /><br />Selain kemampuan untuk memaintain grafik, Data Sources dan Round Robin arsip dalam database, dalam menghandel pengumpulan data. Dan juga support SNMP bagi mereka yang terbiasa membuat grafik dengan MRTG.<br /><br />Komponen Utama CACTI<br /><br />* Data Sources<br /><br />Untuk menghandel pengumpulan data , anda dapat membuat eksternal script atau command yang akan diperlukan untuk di pilih, cacti kemudian mengumpulkan melalui cronjob dan menyimpan nya kedalam database atau round robin archives.<br /><br />Data Sources dapat juga di buat, yang berkoresponden dengan data sebenarnya dalam grafik. Sebagai contoh jika anda ingin membuat grafik ping time ke suatu host, anda harus membuat data sources memanfaatkan skrip yang mengping suatu host yang menghasil kan nilai dalam milliseconds. Setelah mendefinisikan option untuk RRDtool sebagaimana menyimpan data anda dapat mendefinisikan informasi tambahan yang dibutuhkan oleh data input. Seperti host yang akan di ping dalam hal ini. Setelah data source di buat, lalu akan di maintain setiap 5 menit secara otomatis.<br /><br />* Graphs<br /><br />Setiap satu atau lebih data source di definisikan, sebuah grafik RRdtool dapat dibuat menggunakan data tersebut. Cacti memungkinkan anda membuat hampir setiap grafik RRdtool yang dapat di gambarkan. Menggunakan setiap standar RRdtool grafik tipe dan fungsi gabungan. Suatu area pemilihan warna , dan fungsi pengisian text otomatis juga membantu dalam pembuatan grafik agar proses pembuatan grafik lebih mudah.<br /><br />Tidak hanya bisa membuat grafik RRDTool based di cacti, tetapi banyak cara untuk menampilkan grafik. Selain dengan standar “ List view “ dan “ preview mode “ yang menyerupai RRDTool frontend untuk semua , ada "tree view", yang memungkinkan anda untuk menaruh grafik-grafik ke suatu tree yang hirarkis untuk tujuan-tujuan pengelompokan.<br /><br />* User Management<br /><br />Karena banyak fungsi cacti, sebuah user management tool builtin dibuat supaya Anda dapat menambahkan para user dan memberi mereka hak-hak untuk bagian bagian tertentu dari cacti. Ini akan memungkinkan seseorang untuk membuat beberapa user yang dapat merubah parameter parameter grafik, sedangkan yang lain nya hanya bisa melihat grafik. Masing masing user juga dapat memaintain setingan mereka sendiri ketika login untuk melihat grafik.<br /><br />* Templating<br /><br />Terakhir, Cacti dapat diskalakan menjadi jumlah besar source data melalui penggunaan template. Hal ini memungkinkan pembuatan sebuah grafik atau data source template yang menggambarkan beberapa grafik atau data source yang berhubungan dengan nya. Template template host memungkinkan anda untuk menggambarkan kemampuan dari suatu host maka cacti dapat menggunakan nya untuk informasi atas penambahan suatu host yang baru.<br /><br />Dari yang telah dipaparkan di atas cacti memang cukup powefull untuk sebuah traffic monitoring dan memungkinkan setiap client anda memiliki user dan bisa melihat grafik nya sendiri serta memungkinkan anda membuat sebuah monitoring traffic yang terintegrasi baik secara skrip atau snmp.<br /><br />Untuk penggunaan lebih jauh menggambungkan cacti dengan software softare atau skrip lain akan membuat cacti menjadi lebih menarik, contoh nya saja jika digabungkan dengan pmacct.<br /><br />Cara installasi Cacti<br /><br />Asumsi ports collection anda sudah di-upgrade<br /><br />Requerement Ports For FreeBSD<br /><br />1. /usr/ports/www/apache22<br />2. /usr/ports/databases/mysql50-server<br />3. /usr/ports/net-mgmt/cacti<br /><br />Tahap pertama adalah installasi apache melalui ports.<br /><br />indofreebsd# cd /usr/ports/www/apache22 ; make install clean<br /><br />Tahap ke dua adalah installasi database mysql<br /><br />indofreebsd# cd /usr/ports/databases/mysql50-server ; make install clean<br /><br />Tahap ke tiga menginstall cacti dan packet yang di butuhkan oleh cacti<br /><br />indofreebsd# cd /usr/ports/net-mgmt/cacti ; make install clean<br /><br />setelah selesai mengeinstall ke tiga ports collection tersebut kita konfigurasi satu persatu yang di perlukan.<br /><br />pertama edit rc.conf dan masukkan entri berikut<br /><br />apache22_enable="YES"<br />mysql_enable="YES"<br />snmpd_enable="YES"<br /><br />konfigurasikan snmpd<br /><br />indofreebsd# nano /usr/local/share/snmp/snmpd.conf<br /><br />## sec.name source community<br />com2sec local localhost public<br /><br />com2sec mynetwork 192.168.0.0/24 public<br />## group.name sec.model sec.name<br />group MyRWGroup any local<br />group MyROGroup v1 mynetwork<br />group MyROGroup v2c mynetwork<br /><br />## incl/excl subtree mask<br />view all included .1 80<br /><br />## context sec.model sec.level prefix read write notif<br />access MyROGroup "" any noauth exact all none none<br />access MyRWGroup "" any noauth 0 all all all<br /><br />##############################################################<br /># System contact information<br />#<br />syslocation IndoFreeBSD, IndoFreeBSD NOC<br />syscontact team < team@indofreebsd.or.id This e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it ><br /><br />lalu kita jalan kan snmpd nya<br /><br />indofreebsd#/usr/local/etc/rc.d/snmpd start<br /><br />kita konfigurasikan dahulu apache nya .<br /><br />indofreebsd#nano /usr/local/etc/apache22/httpd.conf<br /><br />pastikan<br /><br />DirectoryIndex index.html index.php<br /><br />LoadModule php5_module libexec/apache22/libphp5.so<br /><br />dan<br /><br />AddType application/x-httpd-php .php<br />AddType application/x-httpd-php-source .phps<br /><br />terdapat pada httpd.conf ke4 baris tersebut untuk dukungan php.<br /><br />lalu sertakan ini juga pada httpd.conf untuk alias cacti dan give access apache to cacti directory<br /><br />Alias /cacti "/usr/local/share/cacti/"<br /><br />DirectoryIndex index.php<br />Options -Indexes<br />AllowOverride all<br />Order deny,allow<br />Deny from all<br />Allow from 192.168.0.0/24 <--- ini di ganti di sesuaikan dengan network yang allow access cacti<br /><br />AddType application/x-httpd-php .php<br />php_flag magic_quotes_gpc on<br />php_flag track_vars on<br /><br /><br />save httpd.conf nya lalu jalankan apache nya<br /><br />indofreebsd#/usr/local/etc/rc.d/apache22 start<br /><br />tahap pengkonfigurasian mysql.<br /><br />pertama jalankan dulu mysql<br /><br />indofreebsd# /usr/local/etc/rc.d/mysql-server start<br /><br />Create the MySQL database untuk cacti<br /><br />indofreebsd# mysqladmin --user=root create cacti<br /><br />buat username mysql untuk cacti<br /><br />indofreebsd# echo "GRANT ALL ON cacti.* TO cactiuser@localhost IDENTIFIED BY 'cactiuser'; FLUSH PRIVILEGES;" | mysql<br /><br />import cacti mysql database<br /><br />indofreebsd# mysql cacti < /usr/local/share/cacti/cacti.sql<br /><br />edit konfigurasi cacti.<br /><br />indofreebsd# nano /usr/local/share/cacti/include/db-settings.php<br /><br />/* make sure these values refect your actual database/host/user/password */<br />$database_type = "mysql";<br />$database_default = "cacti";<br />$database_hostname = "localhost";<br />$database_username = "cactiuser";<br />$database_password = "cactiuser";<br />$database_port = "3306";<br />?><br /><br />masukan baris ke /etc/crontab<br /><br />*/5 * * * * cacti /usr/local/bin/php /usr/local/share/cacti/poller.php<br /><br />buka cacti anda melalui browser dengan login admin password admin<br /><br />http://172.16.0.7/cacti/ atau ip address freebsd anda<br /><br /></span>

Membuat Network Grafik Dengan CACTI

سم الله الرحمن الرحيم 1. Artikel ini di dedikasikan untuk kemajuan FreeBSD di Indonesia. 2. Segala keluhan mengenai kegagalan penginstallasi...

Read more »

Instalasi snmpd + mrtg (membuat mrtg)

Bismillahirrahmanirrahim<br /><br /> 1. Berdoalah sebelum memulai sesuatu yang baik<br /> 2. Siapkan Stamina anda jangan memaksakan melakukan sesuatu dalam keadaan lelah<br /> 3. Jangan mudah menyerah jika mengalami kegagalan<br /> 4. Buatlah Dokumentasi apa yang anda kerjakan selain bermanfaat juga buat anda jika anda lupa dan juga sebagai wujud terima kasih anda kepada orang yang telah berjasa kepada anda<br /> 5. Tutorial ini saya buat demi membantu kemajuan komunitas FreeBSD di Indonesia.<br /><span class="fullpost"><br />INFO : semua instalansi ini saya asumsikan langsung dari ports yang sudah ada di machine FreeBSD kita.<br /> dan saya asumsikan kalian telah menginstall apache diserver kalian.<br /><br /><br />bsd# cd /usr/ports/net-mgmt/net-snmp/<br />bsd# make && make install clean setelah kalian install mrtg, tinggal membuat config file snmpd tersebud<br />bsd# pico /usr/local/share/snmp/snmpd.conf<br />####Isi dari snmpd.conf#####<br />com2sec local localhost public<br />com2sec mynetwork 192.168.10.0/24 public<br />group MyRWGroup any local<br />group MyROGroup v1 mynetwork<br />group MyROGroup v2c mynetwork<br />view all included .1 80<br />access MyROGroup "" any noauth exact all none none<br />access MyRWGroup "" any noauth 0 all all all<br />syslocation IndoFreeBSD, FreeBSD NOC<br />syscontact Tubagus < tubagus@indofreebsd.or.id This e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it ><br />####End of snmpd.conf#####<br />bsd# rehash<br />agar snmpd otomatis jalan saat server di restart<br />bsd# echo "/usr/local/sbin/snmpd -c /usr/local/snmp/share/snmp/snmpd.conf" >> /etc/rc.local<br />untuk melihat snmpd kalian sudah jalan apa belom<br />bsd# snmpwalk -v 1 -c public HOSTNAME system<br />info : HOSTNAME ini dapat kalian ganti sesuai nama yg anda tulis di snmpd.conf<br />maka hasilnya akan seperti ini<br /><br />SNMPv2-MIB::sysDescr.0 = STRING: FreeBSD bsd.lemontreenet.net 6.2-RELEASE FreeBSD 6.2-RELEASE #0: Fri Jul 4 07:54:01 UTC 2008 agit@bsd.lemontreenet.net This e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it :/usr/obj/usr/src/sys/LEMON i386<br />SNMPv2-MIB::sysObjectID.0 = OID: NET-SNMP-MIB::netSnmpAgentOIDs.8<br />DISMAN-EVENT-MIB::sysUpTimeInstance = Timeticks: (248432) 0:41:24.32<br />SNMPv2-MIB::sysContact.0 = STRING: Tubagus < tubagus@indofreebsd.or.id This e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it ><br />SNMPv2-MIB::sysName.0 = STRING: bsd.lemontreenet.net<br />SNMPv2-MIB::sysLocation.0 = STRING: LemonTree, FreeBSD NOC<br />SNMPv2-MIB::sysServices.0 = INTEGER: 72<br />SNMPv2-MIB::sysORLastChange.0 = Timeticks: (0) 0:00:00.00<br />SNMPv2-MIB::sysORID.1 = OID: IF-MIB::ifMIB<br />SNMPv2-MIB::sysORID.2 = OID: SNMPv2-MIB::snmpMIB<br />SNMPv2-MIB::sysORID.3 = OID: TCP-MIB::tcpMIB<br />SNMPv2-MIB::sysORID.4 = OID: IP-MIB::ip<br />SNMPv2-MIB::sysORID.5 = OID: UDP-MIB::udpMIB<br />SNMPv2-MIB::sysORID.6 = OID: SNMP-VIEW-BASED-ACM-MIB::vacmBasicGroup<br />SNMPv2-MIB::sysORID.7 = OID: SNMP-FRAMEWORK-MIB::snmpFrameworkMIBCompliance<br />SNMPv2-MIB::sysORID.8 = OID: SNMP-MPD-MIB::snmpMPDCompliance<br />SNMPv2-MIB::sysORID.9 = OID: SNMP-USER-BASED-SM-MIB::usmMIBCompliance<br />SNMPv2-MIB::sysORDescr.1 = STRING: The MIB module to describe generic objects for network interface sub-layers<br />SNMPv2-MIB::sysORDescr.2 = STRING: The MIB module for SNMPv2 entities<br />SNMPv2-MIB::sysORDescr.3 = STRING: The MIB module for managing TCP implementations<br />SNMPv2-MIB::sysORDescr.4 = STRING: The MIB module for managing IP and ICMP implementations<br />SNMPv2-MIB::sysORDescr.5 = STRING: The MIB module for managing UDP implementations<br />SNMPv2-MIB::sysORDescr.6 = STRING: View-based Access Control Model for SNMP.<br />SNMPv2-MIB::sysORDescr.7 = STRING: The SNMP Management Architecture MIB.<br />SNMPv2-MIB::sysORDescr.8 = STRING: The MIB for Message Processing and Dispatching.<br />SNMPv2-MIB::sysORDescr.9 = STRING: The management information definitions for the SNMP User-based Security Model.<br />SNMPv2-MIB::sysORUpTime.1 = Timeticks: (0) 0:00:00.00<br />SNMPv2-MIB::sysORUpTime.2 = Timeticks: (0) 0:00:00.00<br />SNMPv2-MIB::sysORUpTime.3 = Timeticks: (0) 0:00:00.00<br />SNMPv2-MIB::sysORUpTime.4 = Timeticks: (0) 0:00:00.00<br />SNMPv2-MIB::sysORUpTime.5 = Timeticks: (0) 0:00:00.00<br />SNMPv2-MIB::sysORUpTime.6 = Timeticks: (0) 0:00:00.00<br />SNMPv2-MIB::sysORUpTime.7 = Timeticks: (0) 0:00:00.00<br />SNMPv2-MIB::sysORUpTime.8 = Timeticks: (0) 0:00:00.00<br />SNMPv2-MIB::sysORUpTime.9 = Timeticks: (0) 0:00:00.00<br /><br /><br />Setelah di lihat seperti itu, berarti anda berhasil menginstal dan menjalankan snmpd<br />tahap selanjutnya anda install mrtg<br />bsd# /usr/ports/net-mgmt/mrtg<br />bsd# make && make install mrtg<br />bsd# rehash<br />buat directory di root webserver anda, saya asumsikan seperti ini<br />bsd# mkdir /usr/local/www/data-dist/mrtg<br />bsd# cfgmaker -global 'WorkDir:/usr/local/www/data-dist/mrtg' -global 'Options[_]:bits,growright' -output /etc/mrtg.cfg<br />info : saya menaruh mrtg.cfg di folder /etc/, anda dapat mengganti/menaruh di mana kalian suka<br />selanjutnya tinggal membuat index menggunakan indexmaker<br />bsd# indexmaker -output /usr/local/www/data-dist/mrtg/index.html /etc/mrtg.cfg<br />info : untuk membuat mrtg berjalan secara daemon, sebelum anda melakukan indexmaker<br />tambahkan "RunAsDaemon: yes" di dalam file /etc/mrtg.cfg tanpa menggunakan "<br />atau bisa anda jalankan mrtg menggunakan crontab<br />bsd# echo "RunAsDaemon: yes" >> /etc/mrtg.cfg <= (untuk menjalankan secara daemon)<br />bsd# crontab -e<br />*/5 * * * * /usr/local/bin/mrtg /etc/mrtg.cfg<br />bsd# crontab -l<br />*/5 * * * * /usr/local/bin/mrtg /etc/mrtg.cfg<br />bsd# mrtg -c /etc/mrtg.cfg<br /><br />Selesai deh tahap instalan snmpd + mrtg di local machine anda.<br />untuk melihatnya tinggal buka webserver anda<br /></span>

Instalasi snmpd + mrtg (membuat mrtg)

Bismillahirrahmanirrahim 1. Berdoalah sebelum memulai sesuatu yang baik 2. Siapkan Stamina anda jangan memaksakan melakukan sesuatu da...

Read more »